Evaluasi Kuantitas Penggunaan Antipsikotik di Puskesmas Sekabupaten Sleman Tahun 2015- 2019 dengan Metode ATC/ DDD dan DU 90 %
Abstract
Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia menurut data RISKESDAS 2018
mencapai angka 7% dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bali dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Peningkatan prevalensi kesehatan jiwa berpotensi
meningkatkan penggunaan antipsikotik sehingga diperlukan evaluasi terkait
penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan dan profil
penggunaan obat antipsikotik di puskesmas se-Kabupaten Sleman selama periode
tahun 2015 – 2019 berdasarkan jenis dan kuantitasnya dalam satuan DDD.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengumpulkan data
penggunaan obat antipsikotik secara retrospektif dalam waktu lima tahun, yaitu
selama tahun 2015-2019. Data yang diperoleh dari LPLPO dan data kompilasi
penggunaan obat pada sistem informasi manajemen obat SIMO kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90% dengan Miscrosoft Excel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antipsikotik yang paling sering digunakan
selama periode 2015-2019 adalah haloperidol (154,89 DDD/ 1000 penduduk),
diazepam (21,56 DDD/1000 penduduk), amitriptilin (18,14 DDD/1000 penduduk),
risperidon (1,38 DDD/1000 penduduk), dan klorpromazin (1,02 DDD/1000
penduduk).
Collections
- Pharmacy [1444]