Hubungan Religiusitas dan Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well-Being) pada Penyintas di Daerah Bencana
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan kesejahteraan subjektif pada penyintas di daerah bencana. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara religiusitas dan kesejahteraan subjektif pada masyarakat di daerah bencana. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan kuesioner yang terdiri atas skala SWLS (Satisfaction With Life Scale) dari teori Diener (1984) dan PANAS (Possitive Affect Negative Affect Schedulle) dari teori Watson, Clark, dan Tellegen (1988) untuk mengukur kesejahteraan subjektif. Kemudian skala PMIR (Psychological Measurement of Islamic Religiousness) berdasarkan teori Raiya (2008) yang digunakan untuk mengukur religiusitas subjek. Ketiga skala tersebut diberikan kepada penyintas bencana gempa bumi Lombok Utara yang masih tinggal di Huntara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan yang positif antara religiusitas dan kesejahteraan subjektif pada masyarakat di daerah bencana dengan nilai koefisien korelasi r = 0.475 dan nilai p = 0.000 (p < 0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis penelitian diterima.
Collections
- Psychology [2191]