Redesain Stasiun Sentolo Yogyakarta Sebagai Stasiun Komuter Dengan Pendekatan Biophilic Design
Abstract
Stasiun Sentolo merupakan stasiun yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang
pengembangan Kawasan Industri Sentolo sebagai stasiun komuter karena lokasinya yang
strategis. Stasiun komuter pada Kawasan Industri Sentolo sendiri dibutuhkan untuk
membantu mobilitas pekerja yang ada pada kawasan tersebut. Namun Stasiun Sentolo saat
ini belum dapat dimanfaatkan karena beberapa fasilitas yang belum memadai sehingga perlu
dilakukan perbaikan. Konsep biophilic diambil sebagai tema perancangan karena diharapkan
dapat mengurangi stres penumpang akibat aktivitas komuter. Persoalan yang ditekankan
dalam perancangan ini adalah bagaimana penumpang komuter dapat merasakan kehadiran
alam pada ruang sirkulasi dan ruang tunggu sehingga konsep biophilic dapat tercapai.
Metode pemecahan persoalan yang dilakukan adalah dengan pencarian data terkait kondisi
site & bangunan, teori biophilic, karakteristik & perilaku komuter serta data lokasi mengenai
iklim stasiun. Kemudian dilanjutkan dengan analisis yang kemudian diterapkan kedalam
desain. Gambaran hasil dari perancangan ini adalah bangunan dua lantai yang berfungsi
untuk memudahkan mobilitas aksesibilitas dari pintu utama dan Jalan Nasional Purworejo -
Yogyakarta. Pada lantai satu berisi area service (ruang genset, ruang panel & ruang pompa)
dan peron. Sedangkan pada lantai dua merupakan area utama yang berisi loket tiket, ruang
informasi, ruang tunggu, ruang kepala stasiun, ruang keamanan, gudang, ruang kebersihan,
toilet, mushola, ruang menyusui, ruang kesehatan, minimarket dan atm. Pada area sirkulasi
yang terdapat pada lantai satu ditekankan penggunaan elemen alam non visual (penciuman
dan pendengaran) berupa bau bunga mawar dan suara gemericik air dari kolam. Hal ini
disesuaikan dengan karakteristik dan perilaku komuter yang disaat berjalan cenderung lebih
peka dengan indra non-visual. Pada area ruang tunggu yang berada di lantai dua ditekankan
elemen alam visual berupa tanaman - tanaman indoor. Hal ini juga disesuaikan dengan
karakteristik dan perilaku komuter yang bosan sehingga fokus pada indra visual. Penggunaan
tanaman - tanaman indoor pada lantai dua juga didukung dengan pemberian skylight juga
penggunaan penghawaan alami untuk memberikan kenyamanan ruang dan penghematan
energi. Selain itu, bentuk kolom yang bercabang berfungsi untuk meminimalisirkan jumlah
kolom sehingga memiliki ruang yang lebih lapang.
Collections
- Architecture [3648]