Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyawan Wahyu Pratomo
dc.contributor.authorArief Rian Danu
dc.date.accessioned2021-04-22T04:01:37Z
dc.date.available2021-04-22T04:01:37Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/28271
dc.description.abstractKebutuhan energi listrik sangat penting peranannya seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk dan aktivitas masyarakat, sehingga perlu pengusahaan energi listrik agar dapat memenuhi kebutuhan energi listrik. pada saat ini pengembangan energi listrik perlahan mulai mengarah ke energi terbarukan terutama energi matahari atau surya. Dalam rangka mencapai sasaran bauran energi nasional di Indonesia dengan target 23 % untuk energi terbarukan pada tahun 2025, maka pemerintah mengambil kebijakan feed in tariff (FiT). Kebijakan feed in tariff adalah kebijakan yang sudah diambil oleh banyak negara di dunia dengan tujuan untuk peningkatan pengembangan sumber energi baru-terbarukan sebagai energi alternatif yaitu dengan menetapkan harga jual dan membeli energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dari energi terbarukan. Melalui Permen ESDM No. 17 tahun 2013, pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan kebijakan FiT untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mempergunakan sistem photovoltaic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan harga penjualan listrik PLTS FTI UII dan menganalisa kelayakan ekonomi tarif penjualan listrik tersebut. Metode yang digunakan untuk menghitung tarif penjualan listrik adalah metode life cycle cost (LCC), metode LCC adalah metode yang menghitung seluruh investasi mulai dari biaya pemasangan, operasi, dan pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu serta biaya penggantian komponen dalam saat ini. Lebih khusus lagi, termasuk biaya investasi awal, operasi, biaya pemeliharaan, biaya penggantian peralatan dimasa yang akan datang, keamanan, asuransi dan juga nilai jual kembali. Perhitungan tarif penjualan listrik pada penelitian ini menggunakan perhitungan levelized cost of energy (LCoE), yaitu nilai dari LCC dibagi dengan total energi yang dibangkitkan. Hasil perhitungan mendapat hasil tarif penjualan listrik sebesar Rp. 2.805/kWh yang masih memenuhi harga patokan tertinggi dari FiT tersebut. Analisa kelayakan ekonomi tarif penjualan listrik menggunakan lima parameter, yaitu Pay Back Periode (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Indeks (PI) dan gross benefit rasio (gross B/C). Hasil analisa kelayakan ekonomi tarif penjualan listrik ini layak dan memberikan profit atau keuntungan bagi pengelola.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPembangkit listrik tenaga suryaen_US
dc.subjectfeed in tariffen_US
dc.subjectlife cycle costen_US
dc.subjectlevelized cost of energyen_US
dc.titleAnalisa Keekonomian Tarif Listrik Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya FTI UII 5 kWp dengan Metode Life Cycle Cost (LCC)en_US
dc.Identifier.NIM16524047


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record