Hubungan Antara Ketahanan Terhadap Stres Dengan Kecemasan Pada Tenaga Kesehatan Pasca Diberlakukannya Jkn Di Rsud Prambanan Sleman
Abstract
Prevalensi kecemasan pada tenaga kesehatan diberbagai Negara masih
tinggi dimana factorisiko kecemasan tidak hanya berkaitan dengan faktor fisiologis tapi
juga faktor psikologi. Pemberlakuan JKN secara tidak langsung akan menambah beban
kerja bagi para tenaga kesehatan di Indonesia. Di Indonesia belum banyak didapatkan data
kecemasan dan ketahanan terhadap stres pada tenaga kesehatan pasca diberlakukannya
JKN.
Metode: Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Suryey (Non Eksperimental). Subyek
diambil tenaga kesehatan RSUD Prambanan. Subyek dipilih yang memenuhi kriteria
inklusi, yaitu Tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Prambanan Sleman yang terdaftar
secara aktif. Kriteria eksklusi adalah mahasiswa yang tidak mengisi secara lengkap
penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling. Kecemasan ditentukan
dengan menggunakan Eysenck Inventory Questionerdan ketahanan terhadap stres
ditentukan dengan Miller – Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST). Data
yang dikumpulkan dan dianalisis dengan uji contingen coeficiency.
Hasil: Data dikumpulkan pada tahun 2014. Dari 80 kuesioner yang dibagikan, 70 sampel
penelitian yang melengkapi data, dimasukkan ke dalam analisis data.Pasca
diberlakukannya JKN, prevalensi kecemasan pada tenaga kesehatan di RSUD Prambanan
sebesar 47,1 %. Tenaga kesehatan yang memiliki ketahanan terhadap stress baik sebesar
54,3%. Pada penelitian ini didapatkan korelasi yang bermakna antara ketahanan terhadap
stres dengan kecemasan pada tenaga kesehatan RSUD Prambanan pasca diberlakukannya
JKN, dengan kekuatan korelasi yang sedang dan bermakna secara statistika. (p=0,000;
C.C =0,596).
Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan ketahanan terhadap stres dengan kecemasan
pada tenaga kesehatan RSUD Prambanan pasca diberlakukannya JKN.
Collections
- Medical Education [2284]