Analisis Kemampuan Proses Produksi Raw Mix sebagai Upaya untuk Memenuhi Elemen ISO 9001:2000 (Klausul 8.4 dan Klausul 8.5) (Studi Kasus diRaw Mix IIIB, Indarung IV, PT. Semen Padang)
Abstract
Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar
domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan
persaingan, perusahaan harus benar-benar dapat membuktikan bahwa produkyang
dihasilkan bermutu baik. Dalam standar internasional,' suatu organisasi harus
menerapkan pemantauan terhadap proses suatu produk yang sedang berlangsung
agar produk yang dihasilkan bermutu baik dan dapat memenuhi kepuasan
pelanggan, kesesuaian dengan persyaratan produk, karakteristik dan
kecenderungan prosss dan produk, termasuk kesempatan untuk tindakan
pencegahan, dan pemasok. Hal ini tertuang pada prinsip sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2000 tentang analisis data. Dalam menganalisis data digunakan
beberapa parameter yang menentukan kualitas suatu produk yang dalam hal ini
adalah raw mix IIIB, yaitu lime saturation factor (LSF), silica modulus (SIM),
alumina modulus (ALM), residue on 90 mikron, residue on 180 mikron. Analisis
yang digunakan adalah pengendalian proses secara statistik (SPC), dan kemudian
diambil tindakan perbaikan (klausul 8.5.2) dan tindakan pencegahan (klausul
8.5.3) dan akhirnya dilakukan pengukuran terhadap kemampuan prosesnya (CP).
Dari analisis tersebut tcrnyata untuk parameter LSF, SIM dan ALM proses tidak
berada dalam keadaan terkendali secara statistik, sedangkan residue on 90 mikron
dan residue on 180 mikron telah berada dalam keadaan terkendali. Penyebabnya
adalah adanya clay by pass yang disebabkan oleh rantai bucket yang putus. Pada
analisis kemampuan proses untuk parameter LSF dan SIM memiliki kemampuan
proses yang kurang baik, sedangkan ALM memiliki kemampuan proses yang
sangat baik, dan untuk parameter residue on 90 mikron dan residue on 180 mikron
tidak dapat dicari kemampuanprosesnya.
Collections
- Statistics [900]