Hubungan antara Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Paru Yang Dipantau Oleh Pengawas Minum Obat (Pmo) Dengan Yang Tidak di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2012
Abstract
Tuberkulosis Paru (TBC) merupakan penyakit kronis yang menular dan masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di Indonesia dengan jumlah yang terus meningkat. Pengobatan pada penderita TBC sudah ditetapkan dengan kombinasi, WHO merekomendasikan pengobatan dengan strategi DOTS yang salah satu didalamnya berupa adanya pengawas minum obat untuk mengawasi penderita dalam meminum obat TBC selama masa pengobatan. Tujuan :Mengetahui hubungan tingkat keberhasilan pengobatan tuberkulosis paru yang dipantau oleh pengawas minum obat (PMO) dengan yang tidak dipantau oleh pengawas minum obat (PMO). Metode penelitian:Penelitian ini meggunakan jenis penelitian observasional analitikdengan rancangan cross sectional dengan menggunakan uji chi square. Sampel minimal terdiri 82. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengawas minum obat, sedangkan variabel dependentnya adalah keberhasilan pengobatan. Hasil Penelitian : Pasien TB Paru sebanyak 132 diantaranya laki-laki 73 (55%) dan perempuan 59 (45%) dengan usia produktif sebanyak 92 (70%) dan usia non produktif sebanyak 40 (30%). Peran PMO+ sebanyak 86 (65%) dan peran PMO-sebanyak 46 (35%). Keberhasilan pengobatan dengan hasil BTA- sebanyak 92 (69,7%) dan BTA+ 40 (30.3%). Dengan menggunakan uji statistikChi squaredidapatkan hasil p=0,000; PR=0,21 sehingga menunjukan adanya hubungan yang signifikan.Kesimpulan :Terdapat Hubungan antara peran PMO terhadap keberhasilan pengobatan TB Paru di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012-2013.
Collections
- Medical Education [2284]