Penggunaan Amilum Ubi Jalar Sebagai Bahan Penghancur Tablet Paracetamol Yang di Tambahkan Secara Internal - Eksternal dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik Tablet
Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan amilum ubi jalar sebagai
bahan penghancur tablet parasetamol yang ditambahkan secara internal-eksternal
dan pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet. Penelitian dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan amilum ubi jalar jika digunakan sebagai bahan
penghancur tablet parasetamol yang ditambahkan secara internal-eksternal dan
bagaimana pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet.
Dibuat sebanyak 3 formula tablet parasetamol berdasarkan formula dari
formularium Netherlands Aphotekers (FNA) yang dimodifikasi dengan variasi
konsentrasi amilum ubi jalar 5%; 7,5%; dan 10%. Kemudian dari masing-masing
konsentrasi dibuat 3 formula tablet dengan penambahan amilum ubi jalar yang
berbeda, yaitu formula A (25% intragranuler; 75% ekstragranuler), formula B
(50% intragranuler; 50% ekstragranuler) dan formula C (75% intragranuler; 25%
ekstragranuler). Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan
menggunakan mucilago amili 10% sebagai bahan pengjkat. Bahan pelicin
ditambahkan kedalam granul kering, kemudian dilakukan pengujian terhadap
sifat fisik granul melipuri waktu alir, sudut diam dan indeks pengetapan, setelah
itu campuran granul ditablet dengan mempertahankan kekerasan tablet antara 5-7
kg. Tablet yang diperoleh diuji sifat fisika kimianya melilputi : keseragaman
bobot, kerapuhan, waktu hancur, daya serap air dan penetapan terhadap kadar zat
aktif. Data yang diperoleh dari uji sifat fisik granul dan uji sifat fisik kimia tablet
dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANAVA) satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji t.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan tablet dengan menggunakan
bahan penghancur amilum ubi jalar memiliki karakter kimia fisika yang
memenuhi persyaratan, dengan waktu hancur terpendek adalah F3A(120,69 dtk),
diikuti F3B (138,178 dtk), F2A (150,592 dtk), F2B (233,438 dtk), F3C (236,174
dtk), F2C (387,988 dtk), F1A (420,27 dtk), FIB (436,624 dtk) dan F1C (548,198
dtk). Setelah dilakukan analisis variansi satu jalan, waktu hancur tablet
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar formula.
Collections
- Pharmacy [1444]