Perbandingan Pemberian Topikal Serum Vitamin C Dan Silver Sulfadiazin Dalam Proses Percepatan Penyembuhan Luka Biopsi Pada Kulit Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus)
Abstract
Kulit sebagai organ terluar membuat kulit rentan terhadap luka
yang pada dasarnya tidak dapat dihindari. Obat yang populer digunakan di klinis
adalah krim Silver Sulfadiazin yang merupakan standar baku dalam penanganan
luka bakar yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba dan reepitelisasi.
Vitamin C mampu membantu penyembuhan luka karena memiliki kemampuan
sebagai antioksidan, bakterisidal, mencegah terjadinya infeksi, dan yang lebih
utama adalah kemampuannya dalam sintesis kolagen.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan percepatan penyembuhan luka biopsi pada
kulit tikus putih jantan dengan pemberian topikal serum vitamin C dengan
pemberian Silver Sulfadiazin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorik dengan
rancangan prospektif dengan membandingkan 3 kelompok. NaCl 0,9% sebagai
kontrol negatif, Silver Sulfadiazin sebagai kontrol positif, dan serum vitamin C
sebagai kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus. Setiap
perlakuan akan diulang sebanyak 2 kali sehari selama 16 hari. Selama 16 hari
tersebut akan dinilai percepatan penyembuhan luka dari ketiga kelompok dengan
melihat luas luka pada hari ke-4, 8, 11, dan 15.
Hasil: Dari membandingkan ketiga kelompok tersebut didapatkan nilai p=0.148,
nilai tersebut menggambarkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dari
ketiga kelompok dalam proses percepatan penyembuhan luka.
Kesimpulan: Pemberian serum vitamin C dan Silver Sulfadiazin dalam proses
penyembuhan luka tidak memberikan hasil yang signifikan
Collections
- Medical Education [2284]