Faktor risiko terjadinya kejang demam di Bagian Anak Rumah Sakit Islam Gondanglegi Kota Malang periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2011
Abstract
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam biasanya terjadi sebelum umur 9 bulan dan sesudah umur 5 tahun. Berbagai faktor prediktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejang demam, antara lain umur, demam, faktor genetik, riwayat penyulit dalam kehamilan maupun persalinan dan infeksi berulang. Kejang demam bisa berulang apabila terjadi demam lagi. Risiko rekurensinya berkisar kira-kira 40-50 %. Penatalaksanaan kejang demam memerlukan pertolongan segera agar pengelolaan tepat untuk menghindari kemungkinan cacat yang lebih parah akibat bangkitan kejang yang sering serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama di daerah pedesaan, sehingga diperlukan data mengenai faktor prediktor yang mempengaruhi kejang demam pada anak agar kelak dapat dijadikan acuan dalam pencegahan dan penanganan kejang demam.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor prediktor apa saja yang mempengaruhi kejadian kejang demam pada anak di RSI Gondanglegi Malang
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif dengan rancang bangun cross sectional study. Data diambil secara sekunder dari catatan rekam medis pasien anak yang terdiagnosis kejang demam. Analisis data dilakukan multivariat dengan chi square test.
Hasil : Faktor prediktor yang berpengaruh terhadap kejadian kejang demam adalah Suhu (OR 4,690; Crude OR a: CI Crude OR - ; p 0,002), penyebab demam (OR 3,938; Crude OR a: CI Crude OR - ; p 0,003) dan frekuensi kejang dalam satu episode demam (OR 4,873; Crude OR 90,280: CI Crude OR 11,738-694,362; p 0,000).
Simpulan : Faktor prediktor yang berpengaruh terhadap kejadian kejang demam pada anak adalah suhu, penyebab demam, frekuensi kejang dalam satu episode demam.
Collections
- Medical Education [2284]