| dc.description.abstract | Seturan merupakan salah satu pedukuhan di Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pada awalnya seturan merupakan kawasan agraris yang kemudian berkembang pesat seiring dengan adanya fasilitas pendidikan yang menjadi generator perekonomian kawasan. Adanya fasilitas pendidikan menjadi magnet bagi mahasiswa dari berbagai daerah sehingga menjadikan kawasan ini padat akan penduduk dan identik dengan kawasan pendidikan serta komersial. Peningkatan jumlah penduduk tentunya akan berimplikasi pada peningkatan kebutuhan hunian. Terdapat berbagai jenis hunian yang ditawarkan untuk mahasiswa, salah satunya adalah asrama. Umumnya asrama yang ada di seturan merupakan asrama daerah yang menjadikan mahasiswa hidup secara berkelompok sehingga diperlukan asrama mahasiswa yang dapat menghilangkan pagar antar suku dan menjembatani tali silahturahmi antar mahasiswa dari berbagai daerah. Peningkatan jumlah penduduk di kawasan seturan tentunya memberikan implikasi ke berbagai aspek, termasuk diantara adalah degradasi kualitas lingkungan. Tingginya kebutuhan akan lahan menjadikan maraknya pengalihan fungsi lahan sehingga terjadinya penyusutan lahan pertanian, ruang terbuka hijau dan area resapan air hujan. Operasional dari bangunan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 2 %. Berdasarkan data United Nations Environment Programme, bangunan mengkonsumsi 40 % energi di dunia, 25 % air di dunia dan menghasilkan ± 1/3 emisi gas rumah kaca. Data tersebut menunjukkan bahwa bangunan memiliki kontribusi cukup besar terhadap degradasi kualitas lingkungan namun berpotensi besar pula untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlunya pendekatan konsep arsitektur hijau dalam perancangan bangunan asrama mahasiswa. Menggunakan standarisasi Greenship dari Green Building Council Indonesia dengan fokus pada aspek efisiensi energi dan konservasi air yang merupakan bagian yang urgensi dalam fungsi bangunan hunian. | en_US |
