Show simple item record

dc.contributor.authorPrameswari, Dewi Retno
dc.date.accessioned2017-02-20T04:19:40Z
dc.date.available2017-02-20T04:19:40Z
dc.date.issued2
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2595
dc.description.abstractPermainan dan mainan tradisional Indonesia merupakan salah satu seni dan budaya yang memiliki dampak positif dan berperan dalam perkembangan masyarakat Indonesia namun, pentingnya peran permainan tradisional tidak membuat keberadaannya terus diminati masyarakat. Berkurangnya minat masyarakat disebabkan oleh terputusnya pewarisan budaya dari generasi sebelumnya sehingga, mainan tradisional dianggap ketinggalan zaman. Merespon akan hal ini, Rudi Corens mendirikan Museum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tangga di Taman Budaya Yogyakarta pada tahun 2008 dengan tujuan mengumpulkan dan melestarikan mainan tradisional baik dari dalam maupun luar negeri. Sayangnya, keberadaan museum yang terletak di kolong tangga bangunan taman budaya Yogyakarta ini membuat museum kurang terekspos secara visual. Permasalahan lainnya adalah terbatasnya ruang pamer sehingga menyebabkan terbatasnya jumlah koleksi untuk dipamerkan. Oleh sebab itu, perlu diambil tindakan dengan melakukan ekstensifikasi lahan museum rancangan. Terbatasnya ruang di area Taman Budaya, mendasari pemindahan lokasi museum rancangan yang awalnya terletak di Taman Budaya Yogyakarta menjadi kawasan Kotabaru tepatnya di Jalan Sudirman no.38 yang diatur oleh pemerintah merupakan kawasan yang dikembangkan untuk kawasan permuseuman dengan merespon gaya arsitektur sekitar yaitu dengan menerapkan konsep garden city pada lanskap dan konsep bangunan indis pada rancangan museum. Metoda perancangan pada museum pendidikan dan mainan anak Kolong Tangga di kawasan Kotabaru menggunakan penekanan edukasi interaktif. Penekanan ini berkaitan dengan tujuan museum sebagai wadah edukasi dan kreativitas. Penekanan kedua berkaitan dengan konservasi sebagai respon kawasan Kotabaru. Kedua penekanan ini diterapkan pada tata ruang yang mewadahi kegiatan edukasi interaktif yang mempertimbangkan dimensi anak-anak dan dimensi bangunan indis pada konsepnya. Penerapan selanjutnya, merespon kawasan Kotabaru dengan melakukan transformasi bentukan kawasan kedalam rancangan lanskap sebagai upaya konservasi juga untuk mewadahi kegiatan edukasi interaktif. Respon terhadap fasad bangunan yaitu dengan menerapkan konsep pola-pola fasad bangunan indis dengan pendekatan compatible contrast sebagai dasar rancangan dan penambahan elemen pencahayaan sebagai elemen interaktif. Hasil rancangan museum pendidikan dan mainan anak Kolong tangga dengan pendekatan edukasi interaktif, pengunjung dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan museum seperti workshop, pameran dan pertunjukan. Sedangkan pada penekanan konservasi kawasan, bangunan museum turut melestarikan kawasan dengan melakukan transformasi terhadap elemen bangunan indis maupun elemen garden city sehingga, tidak menimbulkan dilema bagi masyarakat untuk membedakan bangunan baru dan bangunan lama di kawasan Kotabaru.en_US
dc.publisherUIIen_US
dc.relation.ispartofseriesTugas Akhir;
dc.subjectMuseum Pendidikan dan Mainan Anak Kolong Tanggaen_US
dc.subjectEdukasi Interaktifen_US
dc.subjectKonservasien_US
dc.subjectBangunan Indisen_US
dc.subjectGarden Cityen_US
dc.titlePerancangan Museum Pendidikan dan Mainan Anak “Kolong Tangga” di Kotabaru Yogyakarta : Perwujudan Aktifitas Edukasi Interaktif dan Konservasi Kawasan Cagar Budayaen_US
dc.title.alternativeDesign Of Museum Of Toys And Education “Kolong Tangga” Kotabaru Yogyakarta: Based On Educational Interactive Activities And Conservation Of Cultural District Areaen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record