Show simple item record

dc.contributor.advisorProf.DR.Dr.H. Soewadi, MPH, Sp.KJ(K),
dc.contributor.authorFahriani, Ummi
dc.date.accessioned2020-12-15T01:45:59Z
dc.date.available2020-12-15T01:45:59Z
dc.date.issued2015-07-30
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25839
dc.description.abstractBeberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan (relaps) pada pasien skizofrenia, yakni pemberian neuroleptik, onset dan previous course (akut/kronis, manifestasi awal, upaya bunuh diri, dan faktor presipitasi), psikopatologi (tipe residual, gejala afektif, sindrom paranoid, halusinasi, gejala negatif), pengalaman hidup (traumatik, gangguan psikiatrik, dan perkembangan saat anak), social adjustment (status perkawinan, pekerjaan, pengalaman seksual, dan tingkat pendidikan), kepribadian premorbid, situasi emosi keluarga, riwayat keluarga yang kuat dari skizofrenia, serta faktor biologi misalnya genetik, jenis kelamin, dan umur (Dewi et al, 2009). Aini (2008), mendapatkan bahwa prevalensi skizofrenia dengan gejala halusinasi tertinggi terjadi pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki (69,1%) dibanding perempuan (30,9%). Sedangkan pada penelitian Kazadi et al (2008), diperoleh hasil lebih banyak terjadi kekambuhan pada pasien skizofrenia laki-laki (69,4%) dibanding pasien skizofrenia perempuan (30,6%) Tujuan : Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan tingkat kekambuhan pasien skizofrenia di RSJ Grasia Yogyakarta pada tahun 2014 Metode :Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental jenis deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional bersifat retrospektif dengan melihat data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien Skizofrenia di RSJ Grasia Yogyakarta periode 1 Agustus 2014 – 31 Desember 2014.Penelitian dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh faktor risiko terhadap kejadian kambuh (relaps) pada pasien skizofrenia. Hasil : Didapatkan populasi sejumlah 945 pasien skizofrenia pada bulan januari – desember 2014 dan pasien skizofrenia yang kambuh 485 (51,3%). pasien skizofrenia yang dominan antara lain: 62,5 % pasien laki-laki dan 52,9 % pasien terdiagnosis skizofrenia tak terinci. Jumlah pasien Skizofrenia dari tanggal 1 Agustus 2014 - 31 Desember 2014 adalah 308 pasien. 55 pasien diekslusikan karena data rekam medis tidak lengkap. Berdasarkan data rekam medik didapatkan gambaran umum subjek adalah sebagai berikut: sebanyak 167 pasien terdaftar kambuh pada 1 Agustus 2014 - 31 Desember 2014 dan 86 (37 % ) pasien yang masuk dalam penelitian adalah pasien yang tidak mengalami kekambuhan. Dari 253 subjek yang dianalisis sebagian besar adalah laki-laki dengan persentase 61,2 % dan pasien perempuan sebanyak 38,8 %. untuk melihat hubungan antara jenis kelamin dan kekambuhan digunakan uji korelasi Contingency Coefficient, dan didapatkan hasil nilai p : 0,078. Simpulan : Tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan status kekambuhan pada pasien skizofrenia RS Ghrasia tahun 2014.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectJenis kelamin,en_US
dc.subjectKekambuhan (Relaps)en_US
dc.subjectSkizofreniaen_US
dc.titleHubungan Jenis Kelamin Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rsj Grasia Yogyakarta Pada Tahun 2014en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record