Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Risiko Investasi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko investasi
antara perusahaan perataan laba dengan perusahaan bukan perata laba.
Sebagaimana disebutkan dalam Statement Of Financial Accounting Concepts
Nomor 1 bahwa informasi laba padaumumnya merupakan perhatian utama dalam
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba
membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earnings power
perusahaan di masa yang akan datang. Perhatian investor yang sering hanya
terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk
menghastlkan informasi laba tersebut, mendorong manajer untuk melakukan
manajemen atas laba tersebut (earnings management) atau manipulasi atas laba
tersebut (earnings manipulation). Salah satu hipotesis yang diajukan untuk
manajemenlaba adalah earnings smoothing atau income smoothing hypotesis yang
menaksir bahwa laba dimanipulasi untuk mengurangi fluktuasi sekitar tanggal
yang dipertimbangkan normal bagi perusahaan. Konsep perataan laba
mengasumsikan bahwa investor adalah orang yang menolak risiko, oleh karena itu
investor lebih menyukai aliran laba yang stabil (Khafid, dkk, 2002). Perilaku
investor yang demikian menyebabkan manajemen melaukan perataan laba. Secara
teoritis, manajemen melakukan perataan laba bertujuan agar laba yang dilaporkan
stabil tersebut menyebabkan risiko menjadi rendah.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta antara tahun 2001-2004. Teknik penarikan sampel penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih
atas kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah
ditentukan. Dengan metode purposive sampling ini sampel dipilih dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang sudahgopublicpada tahun 2001 dan
masih tercatat di BEJ sampai dengan 31 Desember 2004.
2. Selama periode pengamatan perusahaan tidak mengalami rugi,
karenapenelitian ini bertujuan untukmelihat praktikperataan laba.
3. Selama periode pengamatan, perusahaan tidak melakukan
corporate action, melakukan pengumuman dividen atau
mengumumkan peristiwa ekonomi lain selain laporan keuangan,
misal merger, akuisisi, restrukturisasi atau mengalami perubahan
kelompok usaha. 4. Tersedia data mengenai harga saham selama periode estimasi dan
periode pengamatan.
5. Data mengenai tanggal pengumuman laba tersedia di bursa atau
media massa
Proses yang digunakan dalam menguji perbedaan risiko investasi antara
perusahaan perata laba dan bukan perata laba adalah dengan urut-urutan sebagai
berikut:
1. Menghitung indeks eckel sehingga dapat diketahui antara
perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba
2. Menghitung risiko investasi dari masing-masing sampel
3. Melakukan pengujian normalitas data antara perusahaan perata laba
dan perusahaan bukan perata laba
4. Melakukan pengujian Independent Sample T-Test untuk mengetahui
perbedaan risiko investasi antara perusahaan perata laba dengan
perusahaan bukan perata laba.
Dari hasil penelitian penulis tidak menmemukan kendala yang berarti.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa perusahaan perata laba mempunyai
risiko investasi yang lebih rendah dibanding perusahaan bukan perata laba.
Collections
- Akuntansi [4435]