Korelasi Antara Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Yang Telah Terdiagnosis HIV
Abstract
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah menyebar
dan menyerang berbagai populasi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri total
kasus HIV hingga Maret 2012 adalah sebanyak 82.870. Hingga saat ini masih
belum ditemukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit HIV ini. Berbagai
penelitian menemukan bahwa 40% penderita HIV mengalami gejala depresi.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi adanya hubungan korelasi antara tingkat
religiusitas dengan tingkat depresi pada pasien yang telah terdiagnosis HIV.
Metode: Penelitian ini berbentuk cross sectional dengan rancangan analitik
korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang telah terdiagnosis HIV
yang mengalami depresi. Sampel penelitian berjumlah 55 orang. Analisis data
dilakukan dengan uji korelasi Somers’d dengan SPSS.
Hasil: Dari 55 subjek yang masuk dalam kategori penelitian, 2 orang memiliki
tingkat religiusitas dan tingkat depresi yang rendah, 6 orang memiliki tingkat
religiusitas rendah dan tingkat depresi sedang, 21 orang memiliki tingkat
religiusitas rendah dan tingkat depresi berat, 5 orang memiliki tingkat religiusitas
sedang dan tingkat depresi rendah, 5 orang memiliki tingkat religiusitas dan
tingkat depresi sedang. 7 orang memiliki tingkat religiusitas sedang dan tingkat
depresi berat, 5 orang memiliki tingkat religiusitas tinggi dan tingkat depresi
rendah, 4 orang memiliki tingkat religiusitas tinggi dan tingkat depresi sedang,
dan tidak ada yang memiliki tingkat religiusitas tinggi dan tingkat depresi berat.
Dari analisis data, didapatkan nilai p= 0,000 dan r= -0,484.
Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara religiusitas dengan tingkat
depresi pada pasien yang telah terdiagnosis HIV. Kekuatan korelasinya adalah
sedang dengan nilai negatif. Semakin besar tingkat religiusitas, maka akan
semakin kecil tingkat depresi yang dimiliki oleh pasien HIV.
Collections
- Medical Education [2284]