Show simple item record

dc.contributor.advisorDiana Wijayanti
dc.contributor.authorDadang Tulus Pawanto
dc.date.accessioned2020-11-30T05:42:23Z
dc.date.available2020-11-30T05:42:23Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/25512
dc.description.abstractPembangunan dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu merata. Kesenjangan antar daerah sering kali menjadi permasalahan serius. Beberapa daerah mencapai pertumbuhan yang cepat, sementara beberapa daerah mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama, ini disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber yang dimiliki. Di samping itu, banyak investor dan penanam modal yang lebih ingin menanamkan modalnya pada suatu daerah yang telah terpenuhi fasilitasnya, karena dengan berbagai pertimbangan. Selain itu, proses pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru yang difokuskan pada industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu dianggap cara yang paling tepat dan efektif dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi dengan harapan dapat menciptakan trickle down effects. Ternyata, sejarah menunjukkan bahwa efek "cucuran kebawah" tersebut tidak terjadi atau prosesnya lambat. Sebagai hasilnya, pesatnya pembangunan selama seperempat abad terakhir (sebelum terjadi /crisis) ternyata masih meninggalkan dominasi pusat-pusat pertumbuhan yang telah ada selama ini, terutama Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek). Untuk mengukur tingkat kesenjangan pendapatan regional terdapat berbagai macam alat analisis, tetapi penulis memilih indeks kesenjangan entropy Theil dikarenakan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan indeks kesenjangan lainnya. Dengan menggunakan data PDRB per kapita dan jumlah penduduk per kabupaten se- Jawa selama periode tahun 1998-2001, sebagai hasilnya menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan antar propinsi menyumbang rata-rata lebih dari 99% selama periode pengamatan dibanding kesenjangan pendapatan dalam propinsi. Hasil tersebut mempunyai arti bahwa kesenjangan pendapatan antar propinsi di Jawa sangatlah timpang, dan kesenjangan antar kabupaten/kota dalam propinsi memiliki kesenjangan yang lebih kecil. Selain indeks kesenjangan entropy Theil dalam penelitian inijuga digunakan hipotesis Kuznets dan korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan PDRB dan tingkat kesenjangan regional di Jawa. Dengan menggunakan data per propinsi selama periode pengamatan, didapatkan hasil korelasi Pearson tidak signifikan yang berartijuga bahwa tidak terdapat korelasi antara pertumbuhan PDRB dan tingkat kesenjangan regional. Sedangkan berdasarkan hipotesis Kuznets yang menggambarkan hubungan antara tingkat kesenjangan pendapatan regional dengan pertumbuhan PDRB yang berbentuk U terbalik juga tidak berlaku di Jawa.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis Kesenjangan Pendapatan Regional di Jawaen_US
dc.titleAnalisis Kesenjangan Pendapatan Regional di Jawa Periode Tahun 1998-2001en_US
dc.Identifier.NIM01313027


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record