Hubungan Lingkungan Rumah Dan Karakteristik Balita Dengan Kejadian Penyakit Ispa Di Puskesmas Jiken
Abstract
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah,
tergantung dari organ yang terkena. Menurut WHO ISPA ini menyebabkan 4 dari 15
juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Di Kabupaten
Blora sendiri, ISPA menempati peringkat pertama dari 10 besar penyakit di
Kabupaten Blora. Penderita pneumonia sebanyak 464 penderita atau 1% dari 38,103
penderita ISPA. Angka-angka ini masih dibawah target Indonesia sehat. Secara garis
besar, faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA terbagi
menjadi faktor ekstrinsik yaitu lingkungan rumah dan karakteristik balita sebagai
faktor interinsik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti beranggapan perlu dilakukan
penelitian tentang hubungan lingkungan rumah dan karakteristik balita dengan
kejadian penyakit ISPA.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan lingkungan rumah dan karakteristik balita
dengan kejadian penyakit ISPA di puskesmas Jiken.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode
analitik menggunakan pendekatan potong melintang (cross-sectional). Besar sampel
penelitian sebanyak 110 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner, KMS, alat ukur rollmeter, timbangan, termohydrometer. Analisis
data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan program spss versi
17.0.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 variabel yang bermakna, yaitu :
jenis kelamin (OR 0,287 IK 95%=0,120-0,684 p=0,004), ASI esklusif (OR 195 IK
95%=24,13-1575,83 p=<0,001), status imunisasi (OR 11,38 IK 95%=2,27-57,10
p=0,001), ventilasi rumah (OR 3,681 IK 95%=1,07-12,59 p=0,045), lantai rumah
(OR 0,58 IK 95%=1,85-16,77 p=0,001), anggota keluarga menderita ISPA (OR 2,84
IK 95%=0,98-8,23 p=0,048), bahan bakar memasak (OR 7,74 IK 95%=2,45-24,40
p<0,001), kelembaban udara (OR 0,104 IK 95%=0,02-0,53 p=0,004).
Collections
- Medical Education [2284]