Show simple item record

dc.contributor.advisordr. H. Adam Suyadi, MM, Sp.B
dc.contributor.authorWidayasih, Rini
dc.date.accessioned2020-11-23T04:36:04Z
dc.date.available2020-11-23T04:36:04Z
dc.date.issued2011-03-29
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25364
dc.description.abstractInfeksi luka postoperasi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada tindakan pasca bedah, salah satunya adalah pasca apendektomi. Kasus apendektomi sering dijumpai, namun kejadian infeksi luka postoperasi apendektomi belum banyak diteliti. Infeksi luka postoperasi dapat meningkatkan morbiditas, dapat menyebabkan cacat bahkan kematian. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik infeksi luka postoperasi pada pasien apendektomi di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2009 Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif non analitik dengan metode retrospektif, data bersumber dari rekam medis, dan data diolah dengan statistika deskriptif dengan perhitungan proporsi dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, diagram pie dan grafik. Hasil : Angka kejadian infeksi luka postoperasi (ILO) di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2009 sebesar 12.72%, berdasar diagnosis, kejadian ILO terbanyak terjadi pada pasien dengan diagnosis apendisitis akut komplikata (9.09%), berdasarkan usia, lebih banyak terjadi pada pasien dengan umur antara 15-65 tahun (usia produktif) yaitu sebesar 8.18%, berdasarkan status gizi, pasien yang gemuk lebih banyak mengalami kejadian ILO yaitu sebesar 6.46%. Berdasarkan lama rawat inap preoperasi, lebih banyak terjadi pada pasien dengan lama rawat inap preoperasi < 7 hari sebesar 10%. Kejadian ILO lebih banyak terjadi pada pasien yang tidak mempunyai penyakit penyerta yaitu sebesar 12.72%. Berdasar tindakan pencukuran prebedah, kejadian ILO lebih banyak terjadi pada pasien yang tidak dilakukan pencukuran prebedah yaitu sebesar 10.9%. Kejadian ILO lebih banyak terjadi pada pasien yang lama pembedahannya ≥ 60 menit yaitu sebesar 7,27%. Berdasarkan pemberian antibiotik profilaksis, kejadian ILO justru lebih banyak terjadi pada pasien yang diberikan antibiotik profilaksis yaitu sebesar 10.9%. Kejadian ILO lebih banyak terjadi pada pasien yang dilakukan pembedahan dengan teknik laparotomi dibandingkan laparoskopi yaitu sebesar 11.81%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectapendektomien_US
dc.subjectinfeksi luka postoperasien_US
dc.subjectKarakteristiken_US
dc.titleKarakteristik Infeksi Luka Postoperasi Pada Pasien Apendektomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakartaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM07711174


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record