Faktor Prediktor Terjadinya Sindrom Syok Dengue Pada Pasien DBD Anak Di RS Panembahan Senopati Bantul
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Penyakit DBD sering mengenai
anak-anak yang usianya kurang dari 15 tahun. Manifestasi klinis DBD yang tidak
khas menyebabkan sulitnya menegakkan diagnosis. Kesalahan dalam menegakkan
diagnosis mengakibatkan kesalahan dalam pemberian terapi dan dapat
mengakibatkan pasien berada dalam kondisi yang lebih parah atau yang disebut
dengan Sindrom Syok Dengue yang dapat berujung pada kematian. Untuk itu
diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui faktor prediktor terjadinya
sindrom syok dengue pada pasien DBD anak agar tidak terjadi lagi kesalahan
diagnosis dan kesalahan pemberian terapi.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor prediktor apa saja yang dapat meramalkan
terjadinya SSD pada DBD anak yang dirawat di RS Panembahan Senopati Bantul
periode 1 Januari 2010 hingga 31 Juli 2012.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat
retrospektif dengan rancang bangun cross sectional. Data yang digunakan
merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien anak yang
terdiagnosis DBD.
Hasil : Ptekiae, nyeri perut, hepatomegali, hematokrit > 45%, angka leukosit ≤
4000 dan angka trombosit ≤ 50.000 sel/mmk memiliki hubungan dengan
terjadinya Sindrom Syok Dengue (SSD) pada pasien Demam Berdarah Dengue
(DBD) dengan nilai signifikansi p<0,05 dan nilai OR berturut – turut adalah 5,05;
0,70; 1,18; 1,93; 0,64; 37,0. Angka trombosit ≤ 50.000 sel/mmk merupakan faktor
prediktor terjadinya SSD pada pasien DBD (OR 37,0; Crude OR 50; CI Crude OR
16,1-154,8; p<0,00)
Kesimpulan : Faktor prediktor terjadinya Sindrom Syok Dengue pada pasien
DBD anak adalah angka trombosit ≤50.000
Collections
- Medical Education [2281]