Show simple item record

dc.contributor.advisordr. P. Lutfi Ghazali, M.Kes
dc.contributor.authorWulaa, Nurwapinalangga
dc.date.accessioned2020-10-23T14:02:47Z
dc.date.available2020-10-23T14:02:47Z
dc.date.issued2010-12-10
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/24818
dc.description.abstractberat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram termasuk 2499 gram, terlepas dari usia kehamilan. Analisis profil kasus yang berhubungan dengan BBLR pada ibu perlu dilakukan, agar hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi perencanaan program kesehatan ibu dan anak di kabupaten Cilacap, sehingga kejadian BBLR dapat menurun. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien kasus Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Cilacap Jawa Tengan Tahun 2009 Metode. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif dan bersifat retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Cilacap Jawa Tengah Tahun 2009. Besar sampel yang digunakan disesuaikan dengan jumlah data rekam medis yang tersedia dalam rentang waktu selama Tahun 2009. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan penyajian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram. Hasil. 1) Selama tahun 2009 terjadi kasus BBLR sekitar 15,4% dari total 169 persalinan di RSUD Cilacap Jawa Tengah. 2) Persentase kasus BBLR paling besar dialami oleh ibu dengan umur > 35 tahun, yakni sebesar 20 %. 3) Persentase kasus BBLR pada ibu yang bertempat tinggal di wilayah desa (16,7 %) lebih besar dibandingkan kasus BBLR pada ibu yang bertempat tinggal di wilayah kota (13,0 %). 4) Persentase kasus BBLR paling besar terjadi pada ibu yang memilliki pekerjaan sebagai buruh, yakni sebesar 19,5 %. 5) Persentase kasus BBLR paling besar terjadi pada ibu dengan usia kehamilan preterm (< 37 minggu) yakni sebesar 64,0 %. 6) Persentase kasus BBLR paling besar terjadi pada ibu dengan tingkat paritas ≥3 kali (100 %). 7) Persentase kasus BBLR pada persalinan Seksio Sesarea (31,6%) lebih banyak dibandingkan kasus BBLR pada proses persalinan Ekstraksi Vakum (8,3%) dan Spontan (10,9 %). 8) Persentase kasus BBLR pada ibu dengan tinggi badan ≥ 150 cm (16,5%) lebih besar dibandingkan kasus BBLR pada ibu dengan tinggi badan < 150 cm (12,5 %). 9) Persentase kasus BBLR paling besar terjadi pada ibu yang mengalami kelainan plasenta previa, yakni sebesar 45,5 %. 10) Usia kehamilan ibu tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan berat badan pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Kesimpulan. Umur ibu >35 tahun, tempat tinggal wilayah desa, pekerjaan buruh, usia kehamilan preterm, paritas ≥ 3 kali, persalinan Sectio Caesaria, Tinggi Badan ≥ 150 cm, kelainan plasenta previa merupakan distribusi yang frekuensinya paling besar dari faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) serta usia kehamilan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan berat badan ibu yang melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah. Kata kunci. BBLR, profilen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectprofilen_US
dc.subjectBBLRen_US
dc.titleProfil Kasus Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di RSUD Cilacap Jawa Tengah Tahun 2009en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM07711119


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record