Show simple item record

dc.contributor.authorAdityawarman, Benny
dc.date.accessioned2017-02-13T03:23:46Z
dc.date.available2017-02-13T03:23:46Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2449
dc.description.abstractKegiatan balap motor (road racing) di Yogyakarta yang merupakan salah satu olah raga otomotif yang diminati masyarakat sampai saat ini masih sering diwadahi dalam suatu sarana yang tidak semestinya yang memang belum tersedia, yaitu lapangan parkir Stadion Mandala Krida yang mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: tidak tersedianya tempat khusus untuk penonton yang benar-benar aman, tempat penonton tersebut juga mengurangi kemampuan visual untuk menyaksikan keseluruhan jalannya lomba. Sirkuit balap di Indonesia yang benar-benar diakui baru terdapat di Sentul, Bogor, yang sudah memenuhi standar internasional balap motor yang ditetapkan FIM¹, sedangkan di daerah-daerah lain belum ada. Keberadaan Yogyakarta sendiri dengan berbagai aset wisata dengan jalur-jalur wisatanya menjadi salah satu faktor penentu lokasi sirkuit. Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan-permasalahan yang akan diselesaikan yaitu: Bagaimana merancang sirkuit balap motor sesuai standar FIM dengan penentuan lokasi terhadap jalur wisata Yogyakarta, serta bagaimana merancang trek balap yang aman bagi pembalap dan penonton dengan ruang penonton (tribun) yang sedemikian rupa sehingga keseluruhan trek balap dapat disaksikan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut yaitu pengumpulan data dari berbagai referensi (media cetak, wawancara langsung dan survey lapangan), kemudian data-data tersebut diolah berdasar landasan teori yang ada yang akhirnya muncul suatu kesimpulan untuk perencanaan dan perancangan. Antara lain penentuan lokasi sirkuit berdasarkan jalur wisata Yogyakarta, merancang sirkuit balap motor sesuai standar FIM dengan besaran-besaran ruang yang telah ditetapkan baik oleh FIM ataupun standar-standar kebutuhan ruang berdasarkan teori lainnya, misalnya Data Arsitek (Neufert) atau standar perencanaan tribun/stadion olah raga yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Sedangkan hasil dari pengolahan data dengan pendekatan tersebut antara lain lokasi sirkuit di ring-road utara (Kecamatan Gamping) yang dilalui oleh salah satu jalur wisata dan penataan lay out trek balap terhadap tribun dengan jarak terjauh tidak melebihi ± 500 m. Berdasarkan survey dalam jarak ini mata normal manusia masih mampu melihat obyek (dalam hal ini motor) dengan berbagai gerakannya, misalnya berhenti atau membelok. Letak tribun dapat ditentukan yaitu dekat dengan jalan yang memungkinkan pencapaian yang lebih cepat dan posisi tribun yang memanjang utara - selatan menghadap ke arah timur, hal ini bertujuan untuk menghindari sinar matahari siang/sore ke arah penonton. Hal lain yaitu tinggi tribun ± 14,5 - 15 m(4 lantai), dimana penonton diasumsikan masih mampu menuju ke posisi teratas tribun tanpa alat transportasi vertikal (lift), serta untuk mengatasi masalah keamanan, misalnya terjadinya luapan penonton ketika perlombaan selesai, dengan empat lantai diharapkan penonton tidak terlalu lama menunggu/berdesakan ketika keluar.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectSirkuit Balap Motor di Yogyakartaen_US
dc.titleSirkuit Balap Motor di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record