Show simple item record

dc.contributor.advisorDr Nur Aisyah Jamil, M.Sc,
dc.contributor.authorKusumawati, Arlinda /07711074
dc.date.accessioned2020-09-28T03:29:14Z
dc.date.available2020-09-28T03:29:14Z
dc.date.issued2011-06-08
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/24216
dc.description.abstractKurang gizi atau gizi buruk dinyatakan sebagai penyebab kematian 3,5 juta anak di bawah usia lima tahun (balita) di dunia. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui profil dan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk pada usia 0-5 tahun di kecamatan Kebonarum, kabupaten Klaten tahun 2010 Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 27 balita gizi kurang dan gizi buruk di Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten tahun 2010. Kriteria yang digunakan yaitu baku median WHO-NCHS BB/U 60%-70% untuk gizi kurang dan BB/U < 60% untuk gizi buruk. Setelah penilaian criteria gizi kurang dan gizi buruk akan dibagi kuesioner tentang sosiodemografi dan faktor risiko (tingkat pendapatan, asupan makanan, penyakit kronis, pengetahuan ibu, berat badan lahir, riwayat imunisasi, dan riwayat ASI). Hasil. Profil 27 balita gizi kurang dan gizi buruk selama rentang waktu 2010 adalah sebagai berikut 1) prevalensi sebesar 1,9%, 2) balita gizi buruk sebanyak 16 (59,3%) dan balita gizi kurang sebanyak 11 (40,7%) 3) usia mayoritas balita gizi kurang dan gizi buruk yaitu 0-12 bulan sejumlah 8 (29,6%) dan 13-24 bulan sejumlah 8 orang (29,6%), 4) mayoritas balita gizi kurang dan gizi buruk adalah perempuan sejumlah 18 orang (66,67%),5) mayoritas tingkat pendapatan orang tua ≤ Rp. 766.022,- per bulan sejumlah 22 orang (81,5%), 6) dari asupan makanan mayoritas balita gizi kurang dan gizi buruk mendapat asupan yang lengkap yaitu sejumlah 16 orang (59,3%), 7) balita yang sedang/ pernah menderita penyakit kronis sebanyak 20 orang (74,1%), 8) diare merupakan jenis penyakit kronis yang paling banyak diderita balita yaitu sejumlah 14 orang (50%), 9) tingkat pengetahuan ibu sebagian besar baik, sejumlah 15 orang (55,6%), 10) riwayat berat badan lahir mayoritas normal, yaitu sejumlah 20 orang (74,1%), 11) riwayat imunisasi mayoritas telah mendapatkan imunisasi lengkap, sejumlah 22 orang (81,5%), 12) riwayat pemberian ASI, mayoritas balita tidak mendapat ASI eksklusif 16 orang (59,3), 13) berdasarkan lokasi, desa Pluneng paling banyak terdapat balita kekurangan gizi yaitu sejumlah 5 orang (18,5%). Kesimpulan. Prevalensi balita penderita gizi kurang dan gizi buruk adalah sebesar 1,9% dengan usia paling banyak adalah usia 0-12 bulan dan usia 13-24 bulan, dan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Sebagian besar tingkat pendapatan orang tua masuk dalam kategori rendah, asupan makanan yang diperoleh balita sudah banyak yang lengkap dan memenuhi standar gizi. Lebih banyak balita yang pernah/sedang menderita penyakit kronis, dengan diare adalah jenis penyakit kronis yang paling banyak diderita. Sebagian besar ibu telah mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, dan sebagian besar balita memilki riwayat berat badan lahir yang normal, riwayat imunisasi yang lengkap, sedangkan untuk riwayat ASI, lebih dari sebagian balita tidak mendapatkan ASI eksklusif. Lokasi berdasarkan desa/ kelurahan yang paling banyak menderita gizi kurang dan gizi buruk yaitu Pluneng.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectprofilen_US
dc.subjectgizi buruken_US
dc.subjectGizi kurangen_US
dc.titleProfil Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten 2010en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record