Profil Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten 2010
Abstract
Kurang gizi atau gizi buruk dinyatakan sebagai penyebab kematian 3,5 juta
anak di bawah usia lima tahun (balita) di dunia. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari
separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal
dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal.
Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui profil dan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk
pada usia 0-5 tahun di kecamatan Kebonarum, kabupaten Klaten tahun 2010
Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 27
balita gizi kurang dan gizi buruk di Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten tahun 2010.
Kriteria yang digunakan yaitu baku median WHO-NCHS BB/U 60%-70% untuk gizi kurang
dan BB/U < 60% untuk gizi buruk. Setelah penilaian criteria gizi kurang dan gizi buruk akan
dibagi kuesioner tentang sosiodemografi dan faktor risiko (tingkat pendapatan, asupan
makanan, penyakit kronis, pengetahuan ibu, berat badan lahir, riwayat imunisasi, dan riwayat
ASI).
Hasil. Profil 27 balita gizi kurang dan gizi buruk selama rentang waktu 2010 adalah sebagai
berikut 1) prevalensi sebesar 1,9%, 2) balita gizi buruk sebanyak 16 (59,3%) dan balita gizi
kurang sebanyak 11 (40,7%) 3) usia mayoritas balita gizi kurang dan gizi buruk yaitu 0-12
bulan sejumlah 8 (29,6%) dan 13-24 bulan sejumlah 8 orang (29,6%), 4) mayoritas balita gizi
kurang dan gizi buruk adalah perempuan sejumlah 18 orang (66,67%),5) mayoritas tingkat
pendapatan orang tua ≤ Rp. 766.022,- per bulan sejumlah 22 orang (81,5%), 6) dari asupan
makanan mayoritas balita gizi kurang dan gizi buruk mendapat asupan yang lengkap yaitu
sejumlah 16 orang (59,3%), 7) balita yang sedang/ pernah menderita penyakit kronis
sebanyak 20 orang (74,1%), 8) diare merupakan jenis penyakit kronis yang paling banyak
diderita balita yaitu sejumlah 14 orang (50%), 9) tingkat pengetahuan ibu sebagian besar
baik, sejumlah 15 orang (55,6%), 10) riwayat berat badan lahir mayoritas normal, yaitu
sejumlah 20 orang (74,1%), 11) riwayat imunisasi mayoritas telah mendapatkan imunisasi
lengkap, sejumlah 22 orang (81,5%), 12) riwayat pemberian ASI, mayoritas balita tidak
mendapat ASI eksklusif 16 orang (59,3), 13) berdasarkan lokasi, desa Pluneng paling banyak
terdapat balita kekurangan gizi yaitu sejumlah 5 orang (18,5%).
Kesimpulan. Prevalensi balita penderita gizi kurang dan gizi buruk adalah sebesar 1,9%
dengan usia paling banyak adalah usia 0-12 bulan dan usia 13-24 bulan, dan jenis kelamin
perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Sebagian besar tingkat pendapatan orang tua
masuk dalam kategori rendah, asupan makanan yang diperoleh balita sudah banyak yang
lengkap dan memenuhi standar gizi. Lebih banyak balita yang pernah/sedang menderita
penyakit kronis, dengan diare adalah jenis penyakit kronis yang paling banyak diderita.
Sebagian besar ibu telah mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, dan sebagian besar
balita memilki riwayat berat badan lahir yang normal, riwayat imunisasi yang lengkap,
sedangkan untuk riwayat ASI, lebih dari sebagian balita tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Lokasi berdasarkan desa/ kelurahan yang paling banyak menderita gizi kurang dan gizi buruk
yaitu Pluneng.
Collections
- Medical Education [2279]