Show simple item record

dc.contributor.advisorWidodo
dc.contributor.advisorFatkhurrohman N
dc.contributor.authorLepti Subandi, 95310107
dc.contributor.authorRobby Dwi Hartanto, 95310232
dc.date.accessioned2020-09-23T08:15:37Z
dc.date.available2020-09-23T08:15:37Z
dc.date.issued2000-02-08
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/24153
dc.description.abstractIndonesia termasuk daerah rawan gempa, terutama didaerah-daerah tertentu. Kerusakan bangunan gedung akibat gaya gempa ini sering terjadi yang rnana kerusakan non-struklur umumnya relatif kompleks. Oleh karena itu evaluasi kerusakan umumnya ditujukan terhadap struktur utama dengan beberapa asumsi. Terdapat banyak respon parameter dan model estimasi kerusakan struktur yanig dapat dipakai, tetapi perlu memilih model yang tepat. Penggunaan model-model tersebut untuk penelitian dengan memperhitungkan efek rotasi fondasi pada struktur bangunan beton bertulang beIum banyak dilakukan. Hal ini berkaitan bahwa selama ini kita merencanakan struktur bangunan dengan anggapan dukungan pondasi jepit. Sedang kita ketahui bahwa tanah dasar bukanlah material yang rigid, tetapi mempunyai fleksibilitas yang memungkinkan terjadi interaksi antara tanah dan struktur. Pada kondisi ini lantai dasar tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk berfungsi secara jepit. Pada penelitian ini dipakai model bangunan yaitu struktur beton bertulang daktail bertingkat 10 lantai kombinasi antara frame dan wall dengan memperhitungkan variasi kekakuan balok fondasi . Bangunan ini terletak pada wilayah gempa III dengan kondisi tanah lunak. Ditinjau juga model fondasi yaitu fondasi jepit (Fix;, fondasi di atas tanah yang fleksible (Flex) dan 'fondasi sendi murni yang masing-masing dibenani beban mati, hidup dan gempa statis. Untuk desain struktur atas digunukan properti bahan yang relatif standar umum dipakai. Hasil penelitian mi menunjukkan bahwa momen yang terjadi pada fondasi jepit (Fix) lebih kecil dibandingkan momen yang terjadi pada fondasi di atas tanah yang fleksible /Flexy dan fondasi sendi murni. Juga momen pada portal yang dikenai dinding geser /shear-wall; lebih besar dibanding portal yang tidak dikenai shear-wall. Disamping itu, gaya geser vang terjadi pada frame-wall denganfondasi jepit (Fix) lebih besar. Tugas akhir ini juga nembahas tentang desain struktur beton secara keseluruhan dengan pengambilan momen rencana pada as kolom dan muka kolom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain struktur dengan tinjauan momen di as kolom relatiflebih boros.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDesain Struktur Frame-Wall Ductileen_US
dc.subjectMemperhitungkan Kekakuan Balok Pondasien_US
dc.titleDesain Struktur Frame-Wall Ductile dengan Memperhitungkan Kekakuan Balok Pondasien_US
dc.Identifier.NIM95310107
dc.Identifier.NIM95310232


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record