Gejala Klinis & Laboratoris Sebagai Prediktor Terjadinya Syok Pada Infeksi Dengue Anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Abstract
Virus Dengue merupakan infeksi yang endemis di negara tropis dan
sub-tropis seperti Indonesia. Derajat penyakit dengue dapat berupa demam yang tidak
spesifik sampai Dengue Shock Syndrome (DSS). Diagnosis dini DSS dapat membuat
dampak yang sangat penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat, terutama di negaranegara
endemis.
Metode : Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Subyek penelitian ini adalah
kasus Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) tanpa syok dan DSS yang terdiagnosis
menurut kriteria WHO (ICDX A91.X, R57.8) dan dirawat di bangsal anak di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Hospital periode Januari 2009 sampai Desember 2010.
Gejala klinis dan laboratorium diambil dari data rekam medis pasien. Hubungan gejala
klinis dan laboratorium pada saat pasien masuk rumah sakit dianalisis secara bivariat dan
multivariat untuk mencari faktor prediktor terjadinya DSS pada pasien DHF anak.
Hasil : Selama periode penelitian didapatkan 64 kasus DHF tanpa syok dan 64 kasus
DSS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari analisis bivariat didapatkan hasil
yaitu nyeri perut, RL (+), petekiae, hematuria, haemoglobin > 15 g/dL, angka lekosit ≤
4.000 sel/mmk, angka trombosit ≤ 50.000 sel/mmk, and peningkatan nilai hematokit ≥
20% berhubungan dengan terjadinya DSS pada pasien DHF anak. Hasil analisis
multivariate diperoleh data bahwa haemoglobin > 15 g/dL (RR 0,37; IK 95% 0,17-181;
p=0,000), mual/muntah (RR 2,01; IK 95% 1,36-2,98; p=0,000), nyeri perut (RR 1,34; IK
95% 0,93-1,92; p=0,0002), and petekiae (RR 1,71; IK 95% 1,24-2,35; p=0,006)
merupakan faktor prediktor teradinya syok pada pasien DHF anak.
viii
Simpulan : Haemoglobin > 15 g/dL, mual/muntah, nyeri perut, and petekiae merupakan
factor predictor terjadinya syok pada pasien DHF anak. Meskipun angka lekosit ≤ 4.000
sell/mmk bukan merupakan faktor prediktor terjadinya syok namun memiliki nilai rasio
prevalensi/ risk ratio (RR) yang cukup tinggi yaitu 1,76 CI 95% 1,20-2,58 yang harus
dimonitor lebih hati-hati.
Collections
- Medical Education [2279]