Perancangan Kualitas Benang Sebagai Bahan Baku Kain Mori
Abstract
Penelitian ini dilakukan di PT Lokatex Pekalongan yang memproduksi
kain mori pada proses persiapan pembuatan kain khususnya pada proses
penganjian benang lusi dan proses pemaletan benang pakan. Permasalahan kedua
proses persiapan pembuatan kain tersebut adalah bagaimana meningkatkan
kualitas hasil produksinya agar optimal atau lebih baik dari hasil proses
sebelumnya. Variabel respon proses penganjian benang lusi adalah tingkat
kekuatan tarik benang dan tingkat kekakuan benang yang diukur dari kekuatan
tarik benang dan Size Pick Up (SPU = prosentase kandungan kanji yang terserap),
sedangkan variabel respon proses pemaletan adalah berat gulungan dan waktu
proses penggulungan. Teknik penyelesaian masalah tersebut menggunakan
metode Taguchi untuk mencari setting level optimal faktor-faktor produksi.
Pada proses penganjian benang lusi, berdasarkan perhitungan MRSN
kombinasi level faktor yang menghasilkan respon optimum adalah konsentrasi
larutan kanji = 16 %, suhu larutan kanji pada bak kanji = 80oC, kedalaman rol
perendam = 1/4 rol perendam, tekanan rol pemeras = 0,4 mpa, kecepatan
penarikan benang = 35 meter/menit, suhu silinder pengering = 120oC dan
tegangan benang = 1 cN dengan nilai MRSN 1,76. Kekuatan tarik benang yang
semula rata-rata 240 cN menjadi rata-rata 267 cN (naik 27 cN) dan Size Pick Up
(SPU) yang semula rata-rata 10,5% menjadi rata-rata 9,9% (turun 0,6%). Quality
loss level optimum yang dihasilkan dapat menghemat sebesar Rp6.919 - Rp5.733
= Rp1.186/kg atau 17% dari biaya proses sebelum eksperimen.
Dari uji beda diperoleh -ttabel = 2,447, thitung kekuatan tarik benang = -3,122
maka -ttabel > thitung, -2,447 > -3,122 sedangkan thitung Size Pick Up (SPU) = 6,290
maka thitung > ttabel, 6,290 > 2,447, jadi hasil eksperimen proses penganjian benang
lusi dinyatakan valid artinya kekuatan tarik benang dan Size Pick Up (SPU)
sesudah eksperimen lebih baik dari sebelum eksperimen.
Pada proses pemaletan benang pakan, berdasarkan perhitungan MRSN
kombinasi level faktor yang menghasilkan respon optimum adalah diameter
gulungan benang = 27 mm, kecepatan spindel = 4500 rpm dan tegangan benang =
15 cN dengan nilai MRSN 1,02. Berat benang yang semula rata-rata 23,50 gram
menjadi rata-rata 24,90 gram (naik 1,4 gram) dan waktu proses yang semula ratarata
3,90 menit menjadi rata-rata 3,55 menit (turun 0,35 menit). Quality loss level
optimum yang dihasilkan dapat menghemat sebesar Rp149.857 - Rp126.425 =
Rp23.432/kg atau 16% dari biaya proses sebelum eksperimen.
Dari uji beda diperoleh -ttabel = 2,145, thitung berat benang = -6,630 maka -
ttabel > thitung, -2,145 > -6,630 sedangkan thitung waktu proses = 5,952 maka thitung >
ttabel, 5,952 > 2,145, jadi hasil eksperimen proses pemaletan benang pakan
dinyatakan valid artinya berat benang dan waktu proses sesudah eksperimen lebih
baik dari sebelum eksperimen.