Pengaruh Kebisingan pada Studio Musik Terpadu terhadap Kenyamanan Pendengaran Pengguna Studi Kasus pada Studio Musik Alamanda Musicorner
Abstract
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari kegiatan dalam suatu tempat
dan waktu, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan jiwa manusia dalam
intensitas dan frekwensi tertentu. Kebisingan dibagi menjadi dua yaitu bising interior dan
bising eksterior. Bising interior berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh kegiatan di dalam
ruang sedangkan bising eksterior berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh kegiatan di
luar ruang. Studio musik terpadu dengan beberapa macam kegiatannya berpotensi
menghasilkan bunyi dengan intensitas tinggi yang dilakukan dalam satu bangunan dan
dalam kurun waktu yang bersamaan sebagai tempat memproduksi karya musik harus
dapat memberikan kenyamanan pendengaran pada penggunanya, yang akan
mendukung proses kreatif bagi efisiensi dan efektifitas produksi musik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi perancangan studio
musik terpadu Alamanda Musicorner agar dapat memberikan kenyamanan
pendengaran bagi pengguna yang relatif untuk tiap-tiap kegiatan yang dilakukan dengan
karakter yang berbeda-beda dengan memberikan altematif penyelesaian berdasarkan
hasil penelitian terhadap tanggapan pengguna dan faktor pengendali kebisingan pada
ruang Penelitian dilakukan dengan mengambil 50 % responden dan pengguna dan
observasi berdasarkan teori yang berkaitan dengan faktor pengendali bising pada
ruang-ruang kegiatan sebagai sumber bising. Batasan penelitian pada faktor pengendali
kebisingan pada elemen-elemen ruang seperti dinding, lantai, langit-langit dan
bukaannya (pintu dan jendela). Dan faktor pengedali lain seperti vegetasi barrier untuk
pengendalian kebisingan pada ruang terbuka.
Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa ruang-ruang yang bermasalah
berdasarkan tanggapan pengguna menurut tingkat intensitas dan gangguan bunyinya
adalah Ruang kursus drum, studio latihan, ruang kursus gitar dan bas, ruang tunggu dan
pengelola, kafetaria. Adanya gangguan bunyi dari kegiatan di dalam ruang terhadap
ruang lain membutuhkan isolasi dan penyerapan bising sebagai usaha pengendalian
kebisingan. Dari hasil analisa tiap ruang diperoleh elemen-elemen dan bahan-bahan
pengendali bising ruang seperti dinding, langit-langit, lantai, pintu dan barrier diganti
dengan bahan-bahan yang mempunyai nilai reduksi dan penyerapan sesuai dengan
karakter dan kegiatan di dalam ruang.
Collections
- Architecture [3658]