Analisis Tebal Perkerasan dengan Metode Analisa Komponen dan AASHTO pada Ruas Jalan Lingkar Imogiri Kabupaten Bantul (Studi Kasus pada Proyek Jalan Pandean - Playen Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta)
Abstract
Peningkatan Jalan Pandean - Playen sebagai penghubung Kota Wonosari
Kabupaten Gunung Kidul dengan Kota Bantul Kabupaten Bantul tanpa melewati
Kota Yogyakarta merupakan bahasan yang menarik untuk dijadikan tema
bahasan dalam Tugas Akhir ini, khususnya pada evaluasi Perencanaan
Perkerasan Jalan yang digunakan. Secara garis besar tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan tebal perkerasan yang sesuai dengan kondisi jalan
dengan menggunakan metode Analisa Komponen dan metode AASHTO. Lokasi
penelitian berada di wilayah Derah Istimewa Yogyakarta dimulai dari pertigaan
makam Imogiri sampai Playen Wonosari.
Data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini berupa data
sekunder yaitu data perencanaan yang penyusun peroleh dari Departemen
Pekerjaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Sub Dinas Bina Marga yaitu
berupa data lapangan, data survei pencacahan lalu lintas, dan berupa data
perencanaan Kemudian untuk data sekunder yang lain penyusun kumpulkan dari
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta berupa data curah hujan dan
data jumlah kendaraan bermotor di Daerah Istimewa Yogyakarta. Evaluasi tebal
lapis keras pada ruas Lingkar Imogiri Kabupaten Bantul dilakukan menggunakan
dua metode, yaitu metode Bina Marga 1987 (Metode Analisa Komponen, SKBI-
2323 1987, UDC : 625.73 (02)) dan metode AASHTO 1986 (AASHTO, Guide
For Design OfPavement Structures, 1986).Kedua analisis yang digunakan pada
prinsipnya sama, yaitu untuk menentukan tebal lapis keras yang akan digunakan.
Dari analisis yang dilakukan diperoleh nilai CBR tanah dasar
berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode grafis adalah sebesar
6,4%. Modulus resilien tanah dasar (Mr) sebesar 9600 Psi. Dengan
menggunakan metode Bina Marga didapat susunan tebal perkerasan untuk laston
setebal 11 cm, lapis pondasi atas dengan material agregat A setebal 20 cm, dan
lapis pondasi bawah untuk material agregat B setebal 20 cm, sehingga total tebal
perkerasan adalah 51 cm. Dengan metode AASHTO 1986 didapat susunan tebal
perkerasanan untuk lapis permukaan dengan material laston setebal 10 cm, lapis
pondasi atas dengan material agregat klas Asetebal 10 cm, dan lapis pondasi
bawah dengan material agregat klas B setebal 12 cm, sehingga total tebal
perkerasan adalah 32 cm. Secara keseluruhan selisih tebal perkerasan yang ada
adalah 19 cm. Adanya perhedaan susunan tebal perkerasan ini dimungkinkan
karena perbedaan parameter variabel yang digunakan untuk tiap metode.
Collections
- Civil Engineering [4196]