Skatepark di Yogyakarta Sebagai Sarana Pengembangan Bakat Skater Muda dan Alternatif Tempat Rekreasi
Abstract
Yogyakarta sebagai kota dengan penduduk yang cukup majemuk dan
sebuah kota yang sedang berkembang, memiliki banyak sudut yang berpotensi
image tinggi. Masyarakat Yogya sering memanfaatkannya sebagai arena
berkumpul, nongkrong, momong anak maupun bersantai. Di sisi lain pada
beberapa sudut kota nampak perkembangan olah raga permainan skateboard
yang belakangan ini pamornya mulai naik di kalangan anak muda Yogya. Para
skater muda yogya memiliki kecenderungan senang dilihat orang dimana
dengan demikian mereka dapat menaikkan ‘self esteem' mereka.
Hubungan dan kebutuhan akan sebuah tontonan dan kebutuhan untuk
ditonton nampak dari kedua pelakuk aktivitas tersebut. Masyarakat Yogyakarta
mencari altenatif tempat untuk bersantai namun tetap mempunyai dimensi
estetis sedangkan skaternya butuh tempat dan fasilita yang mendukung
sekaligus mereka dapat dilihat orang dengan mudah. Maka dari itu tempat yang
terbentuk akan menjadi gabungan dari skatepark dan taman rekreasi.
Namun ada beberapa permasalahan dalam menciptakan skatepark di
Yogyakarta sebagai sarana pengembangan bakat dan alternatit tempat
rekreasi, yaitu bagaimana komposisi alat dengan dimensi standar internasional di
dalam arena indoor sehingga tercipta skatepark yang selalu baru dan skater
tidak mengalami kebosanan. Maka dilakukan pendekatan melalui beberapa
alternatif komposisi baik dari sisi alat dan pembagian arena menjadi beberapa
tingkatan.
Juga bagaimana landscape ruang luar yang dapat mendukung
hubungan dari elemen yang di tonton dengan yang menonton. Penyelesaian
permasalahan ini dilakukan dengan menanggapi kondisi yang ada dengan apa
adanya. Kondisi sirkulasi, aktivitas sekitar dan kecenderungan-kecenderungan
vista yang akan didapatkan oleh pengguna jalan menjadi dasar dalam
pertimbangan perletakan massa bangunan dan taman rekreasi.
Dengan harapan bangunan utama skatepark (indoor arena) dan ruang
luar (taman rekreasi dan outdoor skatepark) dapat dengan mudah terlihat oleh
pengguna jalan, sehingga mereka tertarik untuk melihat lebih dekat dan
berinteraksi untuk kemudian memanfaatkan taman sebagai alternatif ruang
terbuaka dimana mereka dapat melihat para skaternya berlatih dan menikmati
vista dan situasi stasiun kereta Lempuyangan. Dengan demikian taman akan
dimanfaatkan secara pasif maupun aktif.
Collections
- Architecture [3648]