Show simple item record

dc.contributor.authorMuhammad Farid Wajdi, 91310153
dc.contributor.authorAgung Rachmadi, 91310191
dc.date.accessioned2020-08-05T05:18:24Z
dc.date.available2020-08-05T05:18:24Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/23163
dc.description.abstractAngkutan umum bus kota sebagai salah satu moda transportasi di Yogyakarta mengalami perkembangan dari tahun ke tahun seiring dengan laju perkembangan kota Yogyakarta. Terminal sebagai titik awal dan akhir dari pergerakan angkutan umum harus mampu menampung perkembangan angkutan umum. Terminal Umbulharjo sebagai terminal utama di Yogyakarta dewasa ini dirasakan sudah tidak mampu menampung perkembangan sarana angkutan umum, untuk itu pembangunan Terminal Giwangan diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut. Bus kota sebagai sarana angkutan umum yang sangat diperlukan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan kota Yogyakarta diharapkan mampu menyediakan fasilitas angkutan umum yang dapat menjangkau ke seluruh wilayah kota. Metode penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari survei di atas bus kota ( on bus survey ) yang dilakukan dua kali seminggu yaitu pada hah Minggu dan Selasa serta survei yang dilakukan pada daerah-daerah tertentu yang diperkirakan akan dilewati oleh jalur bus kota (OD survey). On bus survey dilakukan untuk mendapatkan data waktu tempuh dan jumlah penumpang yang naik/turun. Sedangkan OD survey dilakukan untuk mengetahui jumlah permintaan akan angkutan bus kota pada suatu lokasi atau suatu daerah. Untuk data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti DLLAJR, Biro Statistik dan Dinas Bina Marga. Penumpang angkutan bus kota tertinggi adalah pada jalur 10 sebesar 137 penumpang dan terendah pada jalur 16 sebesar 38 penumpang. Waktu perjalanan terlama yaitu pada jalur 10 (2.44 jam) dan yang tersingkat pada jalur 3 dan 6 (1.26 jam). Load Faktor tertinggi pada jalur 7 sebesar 59,11 % dan terendah pada jalur 9 sebesar 38,83 %. Frekuensi tertnggi terjadi pada jalur 15 yaitu rata-rata sebanyak 5 bis tiap satu jam dan yang terendah pada jalur 9 rata-rata 1 bis tiap satu jam. Pelayanan angkutan umum di Yogyakarta diperlukan pembenahan agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik. Pemberdayaan terminal Condong Catur, Terminal Giwangan, Terminal Jombor dan pengurangan overlaping di kawasan UGM diharapkan mampu meningkatkan pelayanan angkutan umum. Penataan kembali trayek angkutan umum tidak merubah secara keseluruhan trayek yang telah ada untuk mengurangi dampak sosial yang akan terjadien_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPenataan Kembalien_US
dc.subjectRute Bus Kotaen_US
dc.subjectKotamadia Yogyakartaen_US
dc.subjectPerpindahan Terminal Umbulharjoen_US
dc.subjectke Terminal Giwanganen_US
dc.titlePenataan Kembali Rute Bus Kota di Kotamadia Yogyakarta Sehubungan Dengan Perpindahan Terminal Umbulharjo ke Terminal Giwanganen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record