Show simple item record

dc.contributor.authorAchmad Rama DNM, 89340014
dc.date.accessioned2020-08-03T12:21:16Z
dc.date.available2020-08-03T12:21:16Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/23112
dc.description.abstractPenyandang cacat kaki adalah bagian dari penyandang cacat dan lebih tepat untuk disebut dengan istilah DIFABEL yang berasal dari kata people with different ability atau individu yang memiliki kemampuan yang berbeda. Bagi difabel, perbedaan kemampuan yang dimilikinya adalah suatu karunia Alloh yang wajib untuk disyukuri, karena keberadaannya mengandung hikmah bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan bersama. Dalam kehidupan masyarakat selama ini masih ada anggapan bahwa penyandang cacat atau difabel termasuk juga penyandang cacat kaki merupakan representasi dari kutukan, kemarahan nenek moyang, dosa keluarga terdahulu dan anggapan negative lainnya. Difabel dianggap sebagai golongan yang pasif dan tidak produktif atau tidak memiliki kamampuan berkarya. Stigma dalam masyarakat ini akan berdampak terhadap kehidupan difabel selanjutnya. Difabel tersebut akan merasa dikucilkan, diasingkan, depresi terhadap keadaan yang dialaminya. Hal ini menjadikan kendala atau hambatan dalam upaya mendapatkan kesetaraan untuk mencapai, menggunakan, memfungsikan. dan menentukan kesejahteraan kehidupan bagi difabel. Namun demikian mulai muncul berbagai pihak yang mengusahakan adanya kesetaraan dalam kehidupan dimasyarakat. Perjuangan terhadap kesetaraan ini sediki. banyak akan membangkitkan tingka kepercayaan diri golongan difabel tersebut. Perjuangan terhadap kesetaraan ini menjadi lebih tepat bagi proses pembinaan difabel dan masyarakat apabila dilakukan dalam suatu tempat/wadah/ruang yaitu Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat (khusus Cacat Kaki). Dimana pusat rehabilitasi tersebut akan memberikan ruang (aspek aksesibilitas) terhadap pembinaan bagi difabel dalam rangka kemandirian kehidupan di masyarakat pada satu sisi, dan pada sisi yang lain juga akan memberikan ruang (aspek terbuka) bagi masyarakat untuk lebih memahami keberadaan difabel sebagai bagian dari kehidupan yang harus disikapi secara benar. Oleh karena itu untuk mendukung tercapainya kemandirian kehidupan bagi penyandang cacat kaki, maka diperlukan suatu fasilitas rehabilitasi bagi difabel dan ditempatkan pada kota-kota yang berpotensi dalam pembinaan dan pelatihannya. Salah satu kota yang berpotensi bagi pembinaan dan pelatihan adalah Yogyakarta. Kemudian fasilitas tersebut adalah Pusat Rehabilitasi Bagi Penyandang Cacat Kaki Di Yogyakarta, yang aksesibel dah bernuansa terbuka.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPusat Rehabilitasien_US
dc.subjectPenyandang Cacat Kaki di Yogyakartaen_US
dc.titlePusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Kaki di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record