Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Kaki di Yogyakarta
Abstract
Penyandang cacat kaki adalah bagian dari penyandang cacat dan
lebih tepat untuk disebut dengan istilah DIFABEL yang berasal dari kata
people with different ability atau individu yang memiliki kemampuan yang
berbeda. Bagi difabel, perbedaan kemampuan yang dimilikinya adalah suatu
karunia Alloh yang wajib untuk disyukuri, karena keberadaannya mengandung
hikmah bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan bersama.
Dalam kehidupan masyarakat selama ini masih ada anggapan bahwa
penyandang cacat atau difabel termasuk juga penyandang cacat kaki
merupakan representasi dari kutukan, kemarahan nenek moyang, dosa
keluarga terdahulu dan anggapan negative lainnya. Difabel dianggap sebagai
golongan yang pasif dan tidak produktif atau tidak memiliki kamampuan
berkarya. Stigma dalam masyarakat ini akan berdampak terhadap kehidupan
difabel selanjutnya. Difabel tersebut akan merasa dikucilkan, diasingkan,
depresi terhadap keadaan yang dialaminya. Hal ini menjadikan kendala atau
hambatan dalam upaya mendapatkan kesetaraan untuk mencapai,
menggunakan, memfungsikan. dan menentukan kesejahteraan kehidupan bagi
difabel.
Namun demikian mulai muncul berbagai pihak yang mengusahakan
adanya kesetaraan dalam kehidupan dimasyarakat. Perjuangan terhadap
kesetaraan ini sediki. banyak akan membangkitkan tingka kepercayaan diri
golongan difabel tersebut.
Perjuangan terhadap kesetaraan ini menjadi lebih tepat bagi proses
pembinaan difabel dan masyarakat apabila dilakukan dalam suatu
tempat/wadah/ruang yaitu Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat (khusus
Cacat Kaki). Dimana pusat rehabilitasi tersebut akan memberikan ruang
(aspek aksesibilitas) terhadap pembinaan bagi difabel dalam rangka
kemandirian kehidupan di masyarakat pada satu sisi, dan pada sisi yang lain
juga akan memberikan ruang (aspek terbuka) bagi masyarakat untuk lebih
memahami keberadaan difabel sebagai bagian dari kehidupan yang harus
disikapi secara benar.
Oleh karena itu untuk mendukung tercapainya kemandirian kehidupan
bagi penyandang cacat kaki, maka diperlukan suatu fasilitas rehabilitasi bagi
difabel dan ditempatkan pada kota-kota yang berpotensi dalam pembinaan
dan pelatihannya. Salah satu kota yang berpotensi bagi pembinaan dan
pelatihan adalah Yogyakarta. Kemudian fasilitas tersebut adalah Pusat
Rehabilitasi Bagi Penyandang Cacat Kaki Di Yogyakarta, yang aksesibel dah
bernuansa terbuka.
Collections
- Architecture [3658]