Show simple item record

dc.contributor.authorIdris Sahdi Ishak, 98511272
dc.contributor.authorEko Prasetyawan Nugroho, 98511274
dc.date.accessioned2020-08-03T12:20:53Z
dc.date.available2020-08-03T12:20:53Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/23111
dc.description.abstractMata air Umbul Wadon merupakan mata air kontak, muncul terkonsentrasi pada sungai Kali Kuning yang terletak di Dusun Pengukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Air dari Mata air tersebut dimanfaatkan oleh beberapa pihak yaitu irigasi, PDAM dan konservasi, yang pembagiannya mengacu pada kesepakatan AMDAL tahun 1999 yaitu untuk irigasi 50%, untuk PDAM 35% dan untuk konservasi 15%. Tetapi dari penerapan pembagian air sesuai dengan kesepakatan AMDAL tersebut terjadi ketidakpuasan atas jatah pembagian debit air yang diperoleh oleh pihak terkait, sehingga haras dianalisis kembali mengenai distribusi debit optimal untuk air irigasi dan penyediaan air bersih serta memperhitungkan nilai tambah bagi petani dan PDAM bila sumber air Umbul Wadon dimanfaatkan secara optimal. Tugas akhir ini menganalisis tentang pemanfaatan air di sumber air Umbul Wadon untuk irigasi setelah adanya penerapan AMDAL 1999. Debit yang tersedia untuk irigasi pada musim kemarau yaitu pada bulan September sebesar 189,12 lt/dt sedangkan pada musim penghujan puncaknya pada bulan januari yaitu sebesar 618,0 lt/dt. Dengan mempertimbangkan teknik irigasi tepat guna maka sistem pembagian air irigasi sesuai dengan pola tanam sehingga air dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisien. Berdasarkan jatah pembagian debit tersebut ternyata debit mata air Umbul Wadon yang tersedia untuk irigasi tidak mampu mencukupi kebutuhan air irigasi seluas 431 ha, pada pola tanam padi-padi-palawija, dengan masa tanam pertama bulan oktober dan pembagian air tanpa rotasi. Untuk mengatasinya, sistim pemberian air dilakukan dengan cara rotasi dan pola tanam padi-padi-palawija diganti dengan pola tanam padi-palawija-palawija dengan masa tanam pertama bulan januari, debit mata air Umbul Wadon untuk irigasi mencukupi bahkan berlebih untuk mengairi lahan pertanian seluas 431 ha, dan memiliki debit sisa sebesar 98,6 lt/dt. Sehingga Air yang berlebih tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas debit air padaPDAM Tirta Dharma Sleman, sehingga mampu untuk meningkatkan pelayanan maksimal sampai + 50% unit sambungan. Dengan adanya penambahan debit dari irigasi maka PDAM Tirta Dharma diharapkan mengganti kompensasi kepada petani. Kompensasi yang haras diberikan sebesar + 1 Milyar pada tahun pertama, dan ada penambahan 10% untuk tiap-tiap tahun berikutnya sesuai dengan kenaikan harga gabah dan harga palawija, kompensasi dapat berupa bibit, pupuk atau yang lainnya menurut kesepakatan antara pihak PDAM Tirta Dharma Sleman dengan P3A D.I Plunyon. Dengan adanya kompensasi ini, modal pihak PDAM Tirta Dharma akan kembali pada tahun ke 10.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectOptimalisasi Pemanfaatan Sumber Airen_US
dc.subjectUmbul Wadonen_US
dc.subjectIrigasien_US
dc.subjectPenyediaan Air Bersihen_US
dc.titleOptimalisasi Pemanfaatan Sumber Air Umbul Wadon Untuk Irigasi Dan Penyediaan Air Bersihen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record