Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Air Umbul Wadon Untuk Irigasi Dan Penyediaan Air Bersih
Date
2006Author
Idris Sahdi Ishak, 98511272
Eko Prasetyawan Nugroho, 98511274
Metadata
Show full item recordAbstract
Mata air Umbul Wadon merupakan mata air kontak, muncul terkonsentrasi pada
sungai Kali Kuning yang terletak di Dusun Pengukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman. Air dari Mata air tersebut dimanfaatkan oleh beberapa
pihak yaitu irigasi, PDAM dan konservasi, yang pembagiannya mengacu pada
kesepakatan AMDAL tahun 1999 yaitu untuk irigasi 50%, untuk PDAM 35% dan untuk
konservasi 15%. Tetapi dari penerapan pembagian air sesuai dengan kesepakatan
AMDAL tersebut terjadi ketidakpuasan atas jatah pembagian debit air yang diperoleh
oleh pihak terkait, sehingga haras dianalisis kembali mengenai distribusi debit optimal
untuk air irigasi dan penyediaan air bersih serta memperhitungkan nilai tambah bagi
petani dan PDAM bila sumber air Umbul Wadon dimanfaatkan secara optimal.
Tugas akhir ini menganalisis tentang pemanfaatan air di sumber air Umbul
Wadon untuk irigasi setelah adanya penerapan AMDAL 1999. Debit yang tersedia untuk
irigasi pada musim kemarau yaitu pada bulan September sebesar 189,12 lt/dt sedangkan
pada musim penghujan puncaknya pada bulan januari yaitu sebesar 618,0 lt/dt. Dengan
mempertimbangkan teknik irigasi tepat guna maka sistem pembagian air irigasi sesuai
dengan pola tanam sehingga air dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisien.
Berdasarkan jatah pembagian debit tersebut ternyata debit mata air Umbul Wadon
yang tersedia untuk irigasi tidak mampu mencukupi kebutuhan air irigasi seluas 431 ha,
pada pola tanam padi-padi-palawija, dengan masa tanam pertama bulan oktober dan
pembagian air tanpa rotasi. Untuk mengatasinya, sistim pemberian air dilakukan dengan
cara rotasi dan pola tanam padi-padi-palawija diganti dengan pola tanam padi-palawija-palawija
dengan masa tanam pertama bulan januari, debit mata air Umbul Wadon untuk
irigasi mencukupi bahkan berlebih untuk mengairi lahan pertanian seluas 431 ha, dan
memiliki debit sisa sebesar 98,6 lt/dt. Sehingga Air yang berlebih tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas debit air padaPDAM Tirta Dharma Sleman,
sehingga mampu untuk meningkatkan pelayanan maksimal sampai + 50% unit
sambungan. Dengan adanya penambahan debit dari irigasi maka PDAM Tirta Dharma
diharapkan mengganti kompensasi kepada petani. Kompensasi yang haras diberikan
sebesar + 1 Milyar pada tahun pertama, dan ada penambahan 10% untuk tiap-tiap tahun
berikutnya sesuai dengan kenaikan harga gabah dan harga palawija, kompensasi dapat
berupa bibit, pupuk atau yang lainnya menurut kesepakatan antara pihak PDAM Tirta
Dharma Sleman dengan P3A D.I Plunyon. Dengan adanya kompensasi ini, modal pihak
PDAM Tirta Dharma akan kembali pada tahun ke 10.
Collections
- Civil Engineering [4225]