Pengaruh Pemanasan Ulang terhadap Perilaku Campuran Split Mastic Asphalt Grading 0/11 dengan Alat Uji Marshall
Abstract
Perkembangan teknologi transportasi khususnya yang menyangkut lapis
permukaan jalan dituntut untuk memenuhi tiga kriteria yaitu aman, nyaman dan
ekonomis.
Penggunaan campuran SMA + S sebagai lapis permukaan dinilai oleh para
ahli mempunyai banyak kelebihan antara lain tahan oksidasi, tahan deformasi pada
suhu tinggi (60%), cukup fleksibel, mampu melayani lalu lintas berat dan aman
untuk lalu lintas, hal ini sesuai dengan keadaan di Indonesia sebagai negara tropis
dengan sinar matahari dan curah hujan yang relatif tinggi serta dapat berperan
dalam memecahkan kendala-kendala sekaligus untuk efisiensi dari segi kualitas,
waktu dan biaya pelaksanaan.
Kenyataan di lapangan yang sering terjadi adalah pemadatan yang dilakukan
di bawah suhu (pemadatan awal) yang telah disyaratkan dan mengakibatkan
konstruksi lapis keras bermutu rendah dan berumur konstruksi pendek.
Permasalahan yang timbul tersebut adalah karena letak Asphalt Mixing Plan (AMP)
jauh dari lokasi penghamparan, kemacetan lalu lintas dan menumpuknya (antrian)
campuran siap hampar sehingga suhunya turun dan tidak memenuhi persyaratan
lagi, namun apabila tidak digunakan akan sangat merugikan baik dari segi waktu
maupun biaya.
Permasalahan akan dapat teratasi apabila campuran yang suhunya turun
tersebut dipanaskan lagi sehingga memenuhi syarat untuk penghamparan dan dapat
dimanfaatkan kembali.
Penelitian ini menitik beratkan pada pengaruh pemanasan ulang terhadap
perilaku campuran SMA + S grading 0/11 dengan alat uji Marshall yang meliputi
kandungan rongga dalam campuran (VIM), banyaknya rongga terisi aspal (VFWA),
stabilitas, kelelehan (flow), Marshall Quotient (MQ) dan modulus kekakuan
campuran (Smix).
Hasil penelitian pemanasan ulang campuran SMA + S dengan variasi kadar
aspal 6,3%, 6,7%, 7,1% dan 7,5% yang telah turun temperaturnya sampai 60 °C
memberi pengaruh pada peningkatan nilai stabilitas, flow, VFWA, MQ dan modulus
kekakuan sedangkan VIM mengalami penurunan. Secara keseluruhan hanya
campuran dengan kadar aspal 6,7% yang dapat digelar kembali karena memenuhi
semua kriteria disain Marshall yang mengacu pada spesifikasi Bina Marga dan SKBI
1987.
Collections
- Civil Engineering [4258]