dc.contributor.author | Arif Fajar Suryanto, 95340122 | |
dc.date.accessioned | 2020-07-21T03:14:12Z | |
dc.date.available | 2020-07-21T03:14:12Z | |
dc.date.issued | 2002 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/22789 | |
dc.description.abstract | Sejarah mencatat bahwa pemah ada 15 kerajaan Melayu Islam yang tersebar di
propinsi Riau. Sehingga propinsi Riau kaya akan warisan - warisan budaya yang berujud
benda - benda purbakala. Benda - benda bersejarah tersebut sangat berharga dan
memegang peranan penting dalam rangka pembinaan kebudayaan dan sejarah nasional
serta merupakan bukti sejarah bagi dunia ilmu pengetahuan. Benda - benda purbakala
atau benda arkeologis merupakan sumber kebenaran ilmiah yang pelu dilestarikan
keberadaanya. Hal ini dilandasi bahwa informasi arkeologi sangat dibutuhkan masyarakat
sebagai pendidikan non formal guna mengetahui sejarahkebudayaan yang terjadi dimasa
lampau.
Dimasa kini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan asing yang berkembang
ditengah masyarakat, mempengaruhi akan kurangnya sikap apresiatif masyarakat
terhadap sejarah bangsanya sendiri. Tindakan pengrusakan dan pencurian benda - benda
purbakala yang sering terjadi merupakan salah satu tolak ukur dari sikap tersebut diatas.
Jika hal ini dibiarkan saja, maka akan terjadi kemiskinan bahkan kepunahan nilai - nilai
sejarah dan kebudayaan, yang timbul akibat dari kelengahan didalam memelihara fakta -
fakta arkeologi yang merupakan hasil warisan kehidupan leluhur terdahulu. Dengan
demikian, diperlukannya suatu upaya didalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
lebih mengenal dan mencintai sejarah kebudayaan berupa benda - benda purbakala
tersebut yaitu melalui media informasi arkeologi. Media ini bertugas menampung
kegiatan pengumpulan, perawatan, dan perlindungan untuk kelestarian benda - benda
purbakala. Wadah yang paling relevan dengan tuntutan fungsi tersebut yaitu Museum
Arkeologi. Museum arkeologi berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda - benda purbakala
memiliki persyaratan yang harus dipenuhi didalam menjaga keawetannya. Pentingnya
pengidentifikasian masalah utama mengenai kelembaban dan radiasi matahari disebabkan
oleh karena kedua faktor tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada materi koleksi.
Kota Pekanbaru sebagai lokasi perencanaan yang memiliki kelebilian sebagai ibukota
propinsi dan sebagai bekas pusat kerajaan Melayu Islam, secara geografis terletak digaris
khatulistiwa. Tingkat kelembaban yang tinggi pada lokasi yaitu maximum 92 %- 96 %
dan suhu maximum 31,6° C - 33,7° C yang melebihi data standar ruang pameran skala
nasional ( kelembaban maximum 65 % dan suhu 34°C) dapat mengakibatkan kerusakan
materi koleksi. Oleh sebab itu dibutuhkannya suatu pemecahan secara fisika bangunan
dan beberapa altematif permodelan didalam memecahkan masalah tersebut.
Tujuan yang dicapai didalam pemecahan tersebut yaitu untuk mengantisipasi akibat
dampak buruk dari faktor kelembaban dan radiasi matahari agar tidak merusak materi
koleksi sehingga tahan lama. Benda - benda arkeolgis yang terawat akan lebih dapat
memberikan sumbangan didalam usaha memperjelas identitas sejarah kebudayaan
Melayu Islam Riau dikota Pekanbaru, dengan mengembangkannya sebagai sumber
informasi sejarah kebudayaan bagi masyarakat umum.
Sasaran yang ingin dicapai yaitu mendesain layout gubahan masa dan bentuk yang
dapat mengantisipasi dari bahaya faktor kelembaban dan radiasi matahari. Upaya ini
dilakukan didalam rangka melestarikan bentuk dari nilai - nilai budaya yang terkandung
didalam peninggalan - peninggalan benda - benda bersejarah yang dijadikan sebagai
materi koleksi didalam museum arkeologi.
Lingkup batasan pada analisa ini yaitu kualitas ruang pameran museum arkelogi yang
dapat memberikan keawetan pada materi koleksi di kota Pekanbaru berdasarkan faktor
kelembaban dan radiasi matahari. Metode pembahasan yang digunakan adalah metode
analisa fisika bangunan dan beberapa alternatif model yang berkaitan dengan pemecahan
masalah mengenai faktor kelembaban dan radiasi matahari. Pada akhimya bangunan
Museum Arkeologi di kota Pekanbaru dapat memenuhi persyaratan ruang pameran yang
tepat sehingga materi koleksi bisa lebih tahan lama dan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi sejarah kebudayaan Melayu Islam Riau bagi masyarakat umum, khususnya
masyarakat kota Pekanbaru. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Museum Arkeologi di Pekanbaru | en_US |
dc.subject | Kualitas Ruang Pameran | en_US |
dc.subject | Durability Materi Koleksi | en_US |
dc.subject | Faktor Kelembaban | en_US |
dc.subject | Radiasi Matahari | en_US |
dc.title | Museum Arkeologi di Pekanbaru Penekanan pada Kualitas Ruang Pameran terhadap Durability Materi Koleksi Berdasarkan Faktor Kelembaban dan Radiasi Matahari | en_US |