Show simple item record

dc.contributor.authorMuttaqin, M. Zainal
dc.date.accessioned2017-02-01T04:31:53Z
dc.date.available2017-02-01T04:31:53Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2244
dc.description.abstractPerkembangan dunia musik di Indonesia semakin meningkat, perkembangan ini tidak terlepas dari peningkatan kualitas musik. Peningkatan kualitas musik menjadi hal yang perlu diperhatikan, menciptakan musisi atau orang industri musik yang berkualitas menjadi pemikiran perlu adanya lembaga pendidikan musik formal yang berwawaskan estetika dan budaya. Akustik ruang menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk kenyamanan proses kegiatan belajar atau main musik. Musik bisa dijadikan sebagai pendekatan atau inspirasi dalam perancangan desain sebuah bangunan, musik jazz merupakan musik yang mampu menyatukan unsur musik modern dan musik tradisional. Dari latar belakang tersebut permasalahan yang akan dibahas adalah: bagaimana mengolah tata ruang dengan pendekatan syarat akustik ruang dan bagaimana mentransformasi musik jazz ke dalam bentuk arsitektur. Metode pembahasan yang dilakukan adalah dengan menguraikan dan mengkaji data serta informasi lainnya untuk disusun sebagai data yang relevan, penguraian sesuai dengan permasalahan yang ada. Integrasi data primer dan sekunder yang telah diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan. Analisis untuk mengolah tata ruang dengan pendekatan syarat akustik ruang dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pengelompokan ruang-ruang utama dengan mengetahui kebutuhan akustik dan pengaruh bising yang ditimbulkan. Tahap kedua adalah dengan menganalisis ruang-ruang dengan pola hubungan ruang, dalam analisis ini dicari pola hubungan ruang yang memerlukan bahan khusus akustik yang lebih sedikit. Pada tahap ketiga adalah analisis dengan orgasnisasi ruang yaitu untuk mencari pengelompokan ruang yang mendukung akustik ruang. Dari analisis tersebut didapat pemecahan atau solusi dari permasalahan yaitu untuk pola hubungan ruang yang dipilih adalah ruang dalam ruang dan ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama untuk menghindari penggunaan bahan akustik yang lebih mahal. Pengelompokan ruang dengan organisasi ruang dipilh organisasi Cluster karena sifatnya lebih fleksibel untuk penataan kelompok ruangnya. Ruang-ruang khusus untuk penahan (Buffer) sangat menguntungkan untuk mengurangi bising. Pada analisis musik jazz ada tiga elemen utama pembentuk musik jazz yaitu Melodi, Harmony, Rhythm. Elemen-elemen tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam bentuk arsitektur. Dari analisis didapat kesimpulan yang dijadikan sebagai rekomcndasi perancnangan yaitu: melodi musik jazz yang dimainkan sccara improvisasi baik dari melodi mayor minor ataupun blue-note di interpretasikan sebagai warna baik warna cerah, suram dan gradasi atau campuran yang diterapkan secara hirarki dalam ruang. Harmony jazz yang sering diterapkan secara disonan diinterpretasikan sebagai cahaya baik gelap atau terang, penerapan bukaan untuk cahaya alami atau pencahayaan buatan dengan bentuk atau penataan yang tak teratur. Rhythm jazz yang lebih ditunjukkan sebagai drumming yang dimainkan secara sinkopasi dan diberi accent diinterpretasikan sebagai struktur bangunan dengan pola grid yang tak teratur, adanya ekspos struktur adalah untuk memberikan suatu tekanan.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectAkademi Musik di Yogyakartaen_US
dc.subjectPenekanan pada Pengolahan Tata Ruangen_US
dc.subjectPendekatan Akustik Ruangen_US
dc.subjectTransformasi Musik Jazz Kedalam Arsitekturen_US
dc.titleAkademi Musik di Yogyakarta dengan Penekanan pada Pengolahan Tata Ruang melalui Pendekatan Akustik Ruang dan Transformasi Musik Jazz Kedalam Arsitekturen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record