Show simple item record

dc.contributor.authorLina Setiyowati, 94340078
dc.date.accessioned2020-07-13T09:56:53Z
dc.date.available2020-07-13T09:56:53Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/22436
dc.description.abstractPada kurun waktu terakhir 1994 sampai 1999, jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Banyumas baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik pada dasarnya tiap tahun mengalami kenaikan 3,7 %, tetapi bila dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang maka mulai tahun 1996 mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kondisi perekonomian serta gejolak politik di Indonesia yang tidak stabil. Dan potensi terbesar yang dimiliki oleh kabupaten Banyumas adalah potensi alam yang sangat indah berupa gunung dan hutan. Dimana salah satunya adalah potensi kawasan wisata Baturaden yang mengandalkan pada keadaan alamnya yang indah dengan hutan pinus dan damarnya, udara yang sejuk serta sumber air panasnya dari Gunung Slamet. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung mendorong usaha dalam bidang pelayanan terutama fasilitas akomodasi, baik fasilitas penunjang umum (parkir area, terminal, dll) maupun fasilitas penunjang khusus (hotel, losmen, cottage, restoran dll). Dilihat dari jumlah 659.998 pengunjung tahun 1998 / 1999 yang datang di Kabupaten Banyumas dengan jumlah kamar yang ada yaitu 1.390 kamar berarti masih perlu adanya penambahan kamar-kamar untuk penginapan para wisatawan yang datang dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan bagi pengguna. Tolok ukur untuk dipertimbangkan bagi keberhasilan suatu hunian adalah memperhatikan kenyamanan, baik yang berhubungan dengan kenyamanan ruang dalam (seperti kenyamanan termal) maupun yang berhubungan dengan kenyamanan ruang luar (seperti kenyamanan visual dan kenyamanan suara). Dari latar belakang permasalahan diatas, maka permasalahan umum yang harus dipecahkan adalah bagaimana mewujudkan fasilitas akomodasi sebagai pendukung suatu kegiatan pariwisata dengan mempertimbangkan potensi alam dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem alam, serta tetap menekankan kenyamanan bagi penggunanya. Sedangkan permasalahan khususnya adalah : bagaimana mengungkapkan desain bangunan hunian (cottage) yang memberikan suasana yang alami dengan tetap mensyaratkan kepada : A. Kenyamanan termal; Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kenyamanan termal bagi penghuni yaitu : Sinar matahari dan orientasi bangunan, Angin dan pengudaraan ruangan dan curah hujan dan kelembaban udara. B. Kenyamanan visual; Ada batas pandangan yang menentukan jarak maksimum dalam suatu ruang dimana pada bagaian atau daerah yang sulit pengunjung dapat menerima penglihatan dengan baik. C. Kenyamanan suara /audio ; Adapun secara garis besar persyaratan untuk menghasilkan kenyaman audio adalah sebagai berikut ; Menyediakan keadaan bunyi yang paling disukai, Peniadaan atau pengurangan bising yang tidak disukai, sehingga perlu pengendalian bising yang dapat meredam itu semua (misalnya suara kendaraan dari jalan). Persyaratan tersebut harus dapat diwujudkan dalam hunian (cottage) guna mendukung keberhasilan fasilitas akomodasi yang mempertimbangkan kelestarian dan keaslian alam, karena diketahui bahwa salah satu motivasi pengunjung dalam hal ini wisatawan menghadiri suatu obyek wisata adalah adanya kenyamanan yang mendukung bagi para wisatawan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCottageen_US
dc.subjectKawasan Wanawisata Baturadenen_US
dc.subjectPerancangan Kenyamanan Ekologisen_US
dc.subjectMemanfaatkan Potensi Alam Setempaten_US
dc.titleCottage di Kawasan Wanawisata Baturaden Perancangan Kenyamanan Ekologis dengan Memanfaatkan Potensi Alam Setempaten_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record