PERBEDAAN KETEBALAN AORTA : STUDI PADA BERBAGAI UMUR TIKUS DAN PASCA PEMBERIAAN STREPTOZOTOCIN (STZ) SERTA D-GALAKTOSA
Abstract
Penelitian terkait ketebalan aorta akibat pertambahan usia, kondisi diabetes melitus, dan penuaan sudah banyak dilakukan, namun hasilnya masih kontroversional. Tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan ketebalan aorta berupa tunika intima (TI), tunika media (TM), tunika adventitia (TA), dan keseluruhan tunika akibat pertambahan usia, kondisi diabetes melitus yang diinduksi Streptozotocin, dan penuaan yang diinduksi D-Galaktosa.
Metode: Penelitian ini menggunakan Tikus Wistar betina dibagi menjadi kelompok tikus usia 4 bulan (K1), kelompok tikus usia 8 bulan (K2), kelompok tikus usia 12 bulan (K3), kelompok tikus usia 18 bulan (K4), kelompok tikus usia 33 bulan (K5), kelompok tikus diabetes melitus yang diinduksi Streptozotocin (K6), kelompok tikus penuaan yang diinduksi D-Galaktosa (K7).
Hasil: Jumlah rata-rata ketebalan TI berturut-turut K1, K2, K3, K4, K5, K6, dan K7 adalah: 1,65 ± 0,49; 1,91 ± 0,35; 2,47 ± 0,26; 2,67 ± 0,77; 3,56 ± 0,74; 4,54 ± 0,53 dan 3,13 ± 0,32 (p = 0.001). Jumlah rata-rata ketebalan TA berturut-turut K1, K2, K3, K4, K5, K6, dan K7 adalah: 17,51 ± 2,00; 15,75 ± 4,45; 15,05 ± 1,03; 22,48 ± 4,93; 28,93 ± 11,18, dan 16,44 ± 2,25 (p = 0.027).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan rata-rata ketebalan TI dan TA berbagai usia, diabetes melitus, dan penuaan. Sedangkan tidak terdapat perbedaan rata-rata ketebalan TM.
Collections
- Medical Education [2279]