Show simple item record

dc.contributor.authorAngga Andrian Wahyu Pradana, 02512070
dc.date.accessioned2020-07-07T09:37:33Z
dc.date.available2020-07-07T09:37:33Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/22148
dc.description.abstractYang disebut dengan istilah film atau gambar merupakan salah satu bentuk inovasi manusia yang pada taraf awalnya dikatakan oleh Hausser. Hal itu hadir sebagai bagian dari kelanjutan perkembangan sejarah wacana fotografi gerak dengan tokohnya Eadweerd Maybriddge yang bereksperimen tentang gerak yang berkelanjutan, fotografi lebih berupaya untuk merekam alam dengan membuatnya "berhenti atau membekukan suatu adegan". Dalam lingkup perkembangan seni, hal ini ternyata merupakan salah satu kelanjutan langkah peradaban manusia dalam upayanya menampilkan unsur gerak yang mati dan waktu dalam penciptaan karya seni. Pada jaman prasejarah, nenek moyang manusia menggoreskan ke dinding-dinding gua perjalanan mereka dalam bentukapa yang disebut dengan hiasan gambar. Jejak atau hiasan dimana mengesankan adanya gerakan yang terjadi dalam lingkup waktu dan makro tertentu. Demikian juga apa yang terjadi dalam lingkup waktu dan makna tertentu. Demikian juga apa yang dilakukan oleh bangsa Mesir kuno dengan dibangunnya piramid dalam bentuk relief-relief yang merupakan manifestasi bentuk rekaman kejadian kehidupan zamannya. Manifestasi kehidupan tokoh keagamaan yang dilakukan oleh seniman relief yang ditampilkan secara berurutan dalam bentuk adegan yang tertata dan berkesinambungan berbagai epik agama Hindu di candi prambanan dan kisah kehidupan sang Budha di candi borobudur merupakan upaya para seniman mengekpresikan adanya gerak dan waktu dalam karya mereka, hal itu lebih menguatkan indikasi adanya upaya menampilkan kejadian yang berorientasi pada gerak dan alur waktu tertentu. Hal itu ternyata dilakukan oleh manusia modern dalam bentuk foto sebagai upaya menampilkan kehidupan zamannya kemudian menampilkan kehidupan lebih nyata sebagai pengalaman yang dialami oleh manusia. Fotografi yang berarti melukis cahaya dan membuat gambar bisa karena yang ditampilkan hanyalah imaji dengan dominasi bentuk dalam komposisi membekukan gerak yang kadang mempertegas emosi dramatik yang dikehendaki oleh senimannya, demikianlah unsur gerak dan waktu saling bersetubuh dalam sebuah foto dan keduanya merupakan bagian dari aspek dinamis yang mendukung nilai estetis dalam sebuah karya. Jogjakarta, sebagai sebuah kota pelajar yang memiliki banyak aktivitas yang berhubungan dengan seni khususnya fotografi membuat keberadaan sekolah fotografi menjadi sebuah sarana yang di nanti sebagai media pembelajaran yang riil. Dapat bersentuhan langsung dengan objek,dapat bereksperimen sendiri untuk pencapaian proses pemahaman individu ataupun melakukan eksplorasi bersama.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSekolah Fotografien_US
dc.subjectEksplorasi Cahayaen_US
dc.subjectEkspresi Arsitekturalen_US
dc.titleSekolah Fotografi Eksplorasi Cahaya Sebagai Ekspresi Arsitekturalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record