dc.contributor.author | Edwin Yulistyoputro, 90310127 | |
dc.contributor.author | Muhammad Taufiqullah, 90310101 | |
dc.date.accessioned | 2020-07-07T08:28:13Z | |
dc.date.available | 2020-07-07T08:28:13Z | |
dc.date.issued | 1997 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/22133 | |
dc.description.abstract | Beton merupakan bahan konstruksi yang paling banyak dipakai
dibanding bahan konstruksi lainnya. Beton didapat dengan cara
mencampurkan semen portland, air dan agregat, dan terkadang
juga dipakai bahan tambah. Meningkatnya kebutuhan akan beton sudah pasti
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan pembentuk beton itu sendiri. Di lain
pihak, pasir sebagai bahan susun pembentuk beton untuk daerah tertentu ataupun
pada kurun waktu tertentu dimana kondisi alam yang tidak baik (banjir) maka
akan sulit untuk mendapatkan pasir, hal ini akan mengakibatkan harga pasir
tidak wajar lagi, pada akhirnya harga beton menjadi mahal.
Hasil dari pemecahan batu yang diproduksi oleh PT. Perwita Karya dan
PT. Trikarsa Nusantara dengan menggunakan mesin stone crusher, berupa
agregat kasar dan agregat halus. Agregat halus ini biasa digunakan untuk filler
padapembuatan jalan.
Sejauh ini belum ada suatu penelitian tentang agregat halus yang
diproduksi oleh PT. Perwita Karya dan PT. Trikarsa Nusantara yang
dipergunakan untuk bahan susun beton. Hal inilah yang menjadi alasan
diadakannya penelitian ini, yaitu sejauh mana kuat tekan beton yang dihasilkan
dari penggunaan pasir pecah ini dibandingkan dengan pasir yang langsung
diambil dari alam (sungai Krasak).
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian di laboratorium menunjukan
bahwa pasir pecah produksi dari kedua quarry pemecahan batu tersebut
menghasilkan kuat tekan karakteristik dan berat jenis beton yang lebih rendah
dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasir alam sebagai bahan susun
campurannya. Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik masing-masing pasir
tersebut, dimana pada pasir pecah mempunyai kadar lumpur yang lebih tinggi,
berat jenis dan modulus halus butir yang lebih rendah, serta bentuk dan tekstur
permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan pasir alam. Kendati demikian,
kuat tekan karakteristik beton yang dihasilkan dengan menggunakan pasir pecah
dari kedua quarry pemecahan batu tersebut dapat mencapai kuat tekan
karakteristik yang direncanakan. Hal ini menunjukan bahwa pasir hasil
pemecahan batu produksi PT. Perwita Karya dan PT. Trikarsa Nusantara masih
dapat digunakan untuk bahan beton struktural. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Karakteristik Pasir Pecah | en_US |
dc.subject | Pasir Alam | en_US |
dc.subject | Campuran Beton | en_US |
dc.subject | Studi Kasus Pasir Pecah PT. Perwita Karya | en_US |
dc.subject | PT. Trikarsa Nusantara | en_US |
dc.subject | Pasir Sungai Krasak | en_US |
dc.title | Studi Komparasi Karakteristik Pasir Pecah dan Pasir Alam untuk Campuran Beton (Studi Kasus Pasir Pecah PT. Perwita Karya, PT. Trikarsa Nusantara dan Pasir Sungai Krasak) | en_US |