Show simple item record

dc.contributor.authorAgus Setiawan, 98511078
dc.contributor.authorErwin Fuadi, 98511178
dc.date.accessioned2020-06-26T01:13:56Z
dc.date.available2020-06-26T01:13:56Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21755
dc.description.abstractJembatan merupakan sarana transportasi yang memudahkan masyarakat untuk mencapai suatu daerah secara mudah dan cepat. Pada bulan Desember 2002 terjadi banjir di Kabupaten Cilacap yang mengakibatkan jembatan sungai Cimeneng yang menghubungkan desa Kamulyan dan desa Bulusari runtuh karena pondasi pilar penyangga terkikis oleh air sungai Cimeneng. Untuk itu perlu dibangun jembatan baru dengan perencanaan tanpa pilar ditengah bentang untuk menghindari penggerusan disekitar pondasi pilar jembatan tersebut. Perencanaan pembebanan berdasarkan Pedoman Perencanaan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR) 1987, sementara dalam perkembangannya jenis Truk yang digunakan pada saat ini cenderung lebih panjang, lebih besar dan mengangkut beban lebih banyak seperti pada desain Truk menurut peraturan pembebanan AASHTO-LRFD 1994. Penggunaan metode AASHTO-LRFD 1994 menjadi alternatif metode perencanaan, dengan tujuan merencanakan dimensi struktur rangka yang menjamin tingkat keamanan dan kegunaan yang cukup baik. Jenis struktur rangka yang banyak dicapai untuk bentang panjang umumnya menggunakan rangka baja truss, dengan keuntungan sesuai untuk bentang panjang dan lendutan yang terjadi relatif kecil sehingga dalam perencanaannya memungkinkan tanpa menggunakan pilar serta dapat dibangun dapalam waktu yang relatif pendek. Dengan bentuk Baltimore truss tipe yang cukup stabil dan praktis sehingga tipe ini cocok untuk kondisi di lapangan. Analisis pembebanan rangka dilakukan dengan perhitungan beban mati dan hidup berdasarkan spesifikasi AASHTO. Dan untuk analisis desain elemen rangka digunakan metode LRFD Bridge Spesification dengan perencanaan keadaan batas ( Limit State Design ). Kondisi batas terdiri dari batas layan ( Service Limit State ), kondisi batas leleh ( Fatigue Limit State ), kondisi batas fraktur dan kekuatan (Strength and Fracture Lmit State ). Dari beberapa perhitungan tersebut dapat direncanakan dimensi elemen rangka sesuai dengan gaya batang maksimum. Perencanaan desain metode LRFD ini menggunakan pendekatan beban kerja rencana dikalikan dengan faktor beban, dan struktur direncanakan untuk menahan beban-beban terfaktor tersebut pada kapasitas batasnya, sehingga diperoleh dimensi elemen struktur rangka yang aman. Untuk perencanaan struktur bawah digunakan tipe Abutment T terbalik dengan mempertimbangkan ketinggian Abutment yang telah direncanakan. Dengan kondisi tanah berlempung maka pondasi direncanakan dengan menggunakan tiang pancang berbentuk bujur sangkar.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPerencanaan Jembatanen_US
dc.subjectDinding Rangka Bajaen_US
dc.subjectTipe Baltimore Trussen_US
dc.subjectdi Atas Sungai Cimenengen_US
dc.subjectKabupaten Cilacapen_US
dc.titlePerencanaan Jembatan Dinding Rangka Baja Tipe Baltimore Truss di Atas Sungai Cimeneng Kabupaten Cilacapen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record