Studi Perilaku Lalu-Lintas dan Pemecahan Masalah di Wilayah Kotamadya Yogyakarta Bagian Selatan Selama 10 tahun Mendatang (Tahun 2008)
Date
1998Author
Lukito Agus Cahyono, 91310146
Sigit Purwanto, 92310148
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial ekonomi suatu daerah
yang semakin meningkat, membawa pengaruh terhadap arus lalu-lintas yang
tumbuh di daerah tersebut. Yogyakarta sebagai kota pariwisata, pelajar, dan
sepeda, pada perkembangannya memerlukan perhatian pada kualitas lalu lintasnya.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 merupakan metode perhitungan
perilaku lalu-lintas yang paling sesuai pada saat ini, karena telah disesuaikan
dengan kondisi lalu-lintas dan perilaku pengemudi di Indonesia. Tolok ukur untuk
mengetahui permasalahan pada suatu ruas jalan adalah dari derajat kejenuhan
(DS). Harga DS < 0,75 berarti pada jalan tersebut masih bisa menampung arus
lalu-lintas yang melewatinya dengan normal, sedangkan bila harga DS > 0,75
maka jalan tersebut mempunyai masalah. Masalah tersebut misalnya: kecepatan
berkurang, waktu tempuhnya bertambah, dan lain sebagainya. Studi perilaku lalulintas
di Kotamadya Yogyakarta bagian selatan ini, menganalisis 15 ruas jalan
selama 10 tahun mendatang. Ruas-ruas jalan tersebut adalah Jalan KH. A. Dahlan,
P. Senopati, Sultan Agung, Kusumanegara, Wahid Hasyim, Brigjend. Katamso,
Taman Siswa, MT. Haryono, Mayjend. Sutoyo, Kol. Sugiono, Menteri Supeno,
Perintis Kemerdekaan, Bantul, Parangtritis, dan Pramuka.
Hasil dari penelitian Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa selama 10
tahun mendatang terdapat 3 ruas jalan yang mengalami masalah dengan DS
0,75. Tiga ruas jalan tersebut adalah jalan Taman Siswa, Parangtritis, dan Kol.
Sugiono.
Collections
- Civil Engineering [4192]