Show simple item record

dc.contributor.authorUtama Sahala K.S, 95310011
dc.date.accessioned2020-06-25T13:12:06Z
dc.date.available2020-06-25T13:12:06Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21729
dc.description.abstractSKSNI T-15-1991-03 memberikan ketentuan-ketentuan mengenai tata cara perencanaan dan pelaksanaan penulangan struktur bangunan beton bertulang yang direncanakan tahan terhadap gempa. Peraturan menetapkan suatu taraf gempa rencana yang menjamin struktur tidak rusak sewaktu menahan gempa kecil atau sedang, sedangkan sewaktu menahan gempa kuat yang lebih jarang terjadi, struktur mampu mempertahankan perilaku perubahan bentuk secara daktil dengan memencarkan energi gempa dan membatasi gaya gempa yang masuk ke dalam struktur sehingga tidak mengakibatkan keruntuhan fatal. Berkaitan dengan falsafah itulah maka berkembang metode strong column, weak beam. Metode ini dilakukan dengan cara memberikan kekuatan yang lebih besar pada kolom untuk memaksa sendi plastis terbentuk pada balok, bukan kebalikannya sendi plastis terbentuk pada kolom yang akan mengakibatkan keruntuhan fatal. Dengan demikian keruntuhan yang diinginkan adalah keruntuhan akibat kegagalan lentur bukan akibat kegagalan geser. Oleh karenanya perlu dilakukan suatu upaya guna mengantisipasi kegagalan akibat geser tersebut. SKSNI menyatakan bahwa untuk komponen struktur horisontal (balok), perlu dipasang sengkang geser sepanjang 2h ke arah tengah bentang. Namun demikian, pada struktur-struktur bertingkat > 9 tingkat, ada kecenderungan pada lantai-lantai atas akan mengalami dominasi beban gravitasi dengan kemungkinan letak sendi plastis > 2h. Demikian halnya dengan daerah terlemah sepanjang bentang balok bila dikaitkan dengan selisih momen layan tulangan balok dengan momen ultimit balok. Dalam penyelesaian tugas akhir ini juga dilakukan desain struktur secara keseluruhan dengan tinjauan pengambilan momen balok pada as kolom, muka kolom, dan muka kolom dengan redistribusi. Sebagai suatu tinjauan digunakan rumusan geser kolom berdasar New Zealand standart, untuk dibandingkan dengan rumusan geser kolom berdasar SKSNI mengenai kemungkinan kegagalan geser pada kolom dasar. Secara umum hasil akhirnya adalah bahwa desain dengan tinjauan pengambilan momen balok pada muka kolom dengan redistribusi akan memberikan penghematan yang signifikan dibanding desain struktur dengan tinjauan pengambilan momen balok pada muka kolom atau bahkan pada as kolom.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDesain dan Identifikasi Lokasien_US
dc.subjectSendi Plastisen_US
dc.subjectStruktur Beton Bertulangen_US
dc.subjectVariabel Banyak Bentangen_US
dc.titleDesain dan Identifikasi Lokasi Sendi Plastis pada Struktur Beton Bertulang Dengan Variabel Banyak Bentangen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record