Pengaruh Bentuk Agregat terhadap Kuat Desak Beton Non Pasir
Date
1998Author
Triyantoro, 90310168
Novi Andhi Setyo Purwono, 93310038
Metadata
Show full item recordAbstract
Beton pada saat ini merupakan bahan bangunan yang amat populer di
masyarakat karena bahan dasarnya yang mudah diperoleh. Salah satu kekurangannya
ialah beton mempunyai berat jenis yang relatif tinggi. Untuk mengurangi berat jenis
tersebut maka digunakan struktur beton non-pasir, yaitu beton yang dibuat dari
agregat kasar, semen dan air, tanpa pasir. Agregat kasar untuk beton non-pasir dapat
berupa kerikil alami, batu pecah, agregat ringan alami, maupun agregat buatan dari
tanah lempung.
Pada penelitian ini digunakan 3 jenis agregat kasar, yaitu kerikil alami, kricak
(batu pecah dengan tangan) dan split (batu pecah dengan mesin) yang berasal dari
sungai Krasak di daerah Tempel Sleman. Ke 3 jenis agregat kasar tersebut digunakan
untuk pembuatan beton non-pasir dengan perbandingan volume agregat-semen
ditentukan 6 : 1 dan faktor air semen 0,4.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agregat kasar kerikil, kricak dan split
mempunyai berat jenis berturut-turut 2,46 kg/dm³, 2,51 kg/dm³ dan 2,58 kg/dm³. Kuat
desak dan berat jenis beton non-pasir yang dihasilkan dari ke 3 jenis agregat kasar
tersebut berturut-turut adalah, ukuran butir maksimum 10 mm didapat pada pemakaian
agregat kasar kerikil alami sebesar 92,25 kg/cm² dan 1,83 kg/dm³, ukuran butir
maksimum 20 mm didapat pada pemakaian agregat kasar split sebesar 79,92 kg/cm²
dan 1,82 kg/dm³. Untuk ukuran butir maksimum 30 mm didapat pada pemakaian
agregat kasar kerikil alami sebesar 65,97 kg/cm² dan 1,80 kg/dm³, dan ukuran butiran
maksimum 40 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 86,17
kg/cm² dan 1,93 kg/dm³. Dari data hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
kuat desak silmder beton non-pasir terbesar diperoleh dengan menggunakan agregat
kasar kerikil alami, dengan ukuran butir maksimum 10 mm.
Collections
- Civil Engineering [4220]