Perencanaan Sub Structure dan Metode Pelaksanaan pada Teknologi Bendung Karet
Abstract
Salah satu usaha memanfaatkan sumber daya air di wilayah persungaian
adalah pembangunan bendung. Pemilihan jenis bendung berdasarkan klasifikasi
fungsi, tujuan, dan beberapa keperluan yang direncanakan. Bendung gerak sering
dipilih karena dapat mengatur debit dan tinggi muka air sungai. Pemilihan jenis
bendung gerak dipertimbangkan terhadap analisis teknis, ekonomis, dan biaya
operasional. Bendung karet adalah salah satu alternatif bendung gerak yang
dikembangkan di Indonesia. Dari pertimbangan teknis dan biaya operasional bendung
karet akan lebih baik dibandingkan bendung gerak tipe yang lainnya.
Bendung karet dapat dikembungkempiskan. Badan bendung dikembungkan
melalui hembusan udara dengan menghidupkan mesin yang ada di rumah kontrol
(Control House), setelah dikembungkan akan menyerupai tabung karet dengan bagian
bawah terikat pondasi dan bagian samping terikat tebing sungai atau pilar. Sistem
pengempisan secara otomatis berdasarkan gerakan ember pelampung. Pada saat
kondisi muka air hulu berada pada ambang batas banjir, maka lubang pipa yang
menghubungkan ketinggian air di hulu akan terisi air, dan tuas katub akan bergerak
dan pelampung terangkat, otomatis katub akan terbuka dan badan bendung akan
mengempis. Katub akan menutup jika pelampung turun, dan pelampung akan turun
saatmuka air hulu sudah tidak berada pada ambang batasan banjir. Dengan mengatur
ketinggian muka air saat banjir maka tanggul dibagian hulu tidak setinggi tanggul
banjir pada bendung tetap.
Perencanaan pondasi bendung karet direncanakan aman terhadap stabilitas
terhadap penggulingan, penggeseran, rembesan dan gerusan. Kekuatan badan
bendung karet dipengaruhi oleh kekuatan baut angkur dan kekuatan plat penjepit.
Kekuatan baut angkur ditentukan oleh gaya yang bekerja pada baut angkur dan
dipengaruhi oleh tegangan pada baut angkur serta faktor keamanan (SF). Sedangkan
kekuatan plat penjepit ditentukan oleh bending moment maksimum pada sumbu
memanjang dan dipengaruhi olehtegangan yang terjadi danfaktor keamanan (SF).
Hasil perhitungan jumlah baut angkur dan plat penjepit dengan
memperhitungkan gaya pengangkuran (Fa) 4800 kg, gaya tarikan karet (T) 34,375
kg/cm, dan luas penampang baut angkur (Ab) 4,515 cm², ternyata menghasilkan nilai
paling efisiensi untuk jarak angkur 20cm dengan jumlah angkur 6 buah per plat dan
digunakan ukuran plat penjepit panjang 120 cm. Panjang jarak angkur akan
mempengaruhi besarnya gaya yang ditahan setiap angkur, semakin banyak angkur
akan memperkuat plat penjepit menahan tarikan karet badan bendung. Jarak angkur
harus diperhitungkan dengan angka aman agar tidak terlalu dekat karena dapat
menimbulkan daerah retak pada penampang plat penjepit.
Collections
- Civil Engineering [4205]