Rumah Susun di Yogyakarta Konsep Pemukiman Terpadu dengan Penekanan pada Perilaku Penghuni
Abstract
Perumahan dimanapun tempatnya adalah permasalahan
sosial yang terus menerus menjadi kebutuhan pokok manusia.
Terlebih di kota-kota besar, ketimpangan nisbah antara sempitnya lahan perkotaan dan peledakan penduduk menjadikan
keadaan yang tidak seimbang antara tuntutan kebutuhan pemuki
man dengan lahan yang tersedia. Dengan semakin terancamnya
lahan-laltan terbuka di kota-kota besar, semakin pula terancam
keseimbangan alam yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai
bencana.
Salah satu alternatif yang tepat berkenaan dengan
lahan dan tempat tinggal adalah efisiensi lahan dengan peru
mahan susun. Dengan perumahan susun diharapkan lahan yang
relatif sempit akan mampu menampung kepadatan yang tinggi.
Dan juga harga bangunan relatif menjadi semakin menurun.
Namun permasalahan tidak hanya berhenti di situ saja.
Ternyata rumah susun juga tak kalah memberikan berbagai
permasalahan yang cukup rumit. "Pruitt Igoe", misalnya,
sebuah perumahan susun berlantai 12 di St. Lois, Missouri,
Amerika. Hanya baru dihuni beberapa tahun, akhirnya dengan
terpaksa harus dihancurkan oleh fihak yang berwewenang.
Perumahan tersebut diduga telah menyebabkan kemerosotan moral
dan banyak menimbulkan kejahatan bagi penghuni dan lingkungannya.
Sungguh tragis memang. Di satu fihak kita ingin menyelesaikan
satu permasalahan, namun difihak lain timbul
permasalahan yang semakin rumit. Inilah perencanaan. Namun
kiranya hanya satu kunci yang selama ini sering dilupakan
yaitu manusia. Jika faktor manusia diikutkan dalam proses
perencanaan, niscaya permasalahan-permasalahan tersebut akan
dapat diatasi, sebab perumahan adalah satu kesatuan antara
manusia dan alamnya.
Collections
- Architecture [3658]