Show simple item record

dc.contributor.authorSudirman Razak, 99511448
dc.date.accessioned2020-06-19T09:01:38Z
dc.date.available2020-06-19T09:01:38Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21523
dc.description.abstractPembangunan pusat-pusat kegiatan dapat menimbulkan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkaian lapangan kerja disamping juga dapat mengakibatkan dampak negatif pada sistem transportasi dan pergerakan lalulintas. Perencanaan pembangunan kawasan sangat mempengaruhi pola pergerakan, dimana penggunaan lahan dan rencana distribusi spasialnya merupakan penentu dalam pengadaan prasarana dan sarana transportasi yang menyebabkan terjadinya interaksi. Tata guna lahan (kegiatan), prasarana transportasi (jaringan), dan pergerakan lalulintas (pergerakan) merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Wilayah kajian adalah suatu wilayah geografis yang didalamnya terletak semua zona Asal dan Tujuan yang diperhitungkan dalam model kebutuhan akan transportasi. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan model yang mengaitkan antara sistem tata guna lahan (kegiatan), sistem, prasarana transportasi (jaringan), dan sistem pergerakan lalulintas (pergerakan) dengan wilayah kajian adalah Kecamatan Depok (Kelurahan Caturtunggal), Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Prambanan yang merupakan zona Asal dan Plaza Ambarukmo yang merupakan zona Tujuan. Tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan konsep interaksi sistem transportasi ini adalah pertama bangkitan pergerakan, parameter yang dipakai adalah populasi dan prosentase usia kerja zona asal dan jumlah lapangan kerja pada zona tujuan. Model Underwood digunakan untuk menganalisis arus lalulintas dasar (Base Traffic), kedua sebaran pergerakan, parameter zona asal yang digunakan adalah populasi (Oi dan Dd) dan nilai sel MAT-nya (Cid) yang dipengaruhi oleh aksesihilitas yang merupakan fungsi dari jarak dan waktu (kombinasi). Model Grafity dengan batasan tarikan (ACGR) digunakan untuk mencari faktor penyeimbang bangkitan dan tarikan pergerakan (Bd), proses kalibrasi model dilakukan untuk menaksir parameter B dengan menggunakan metode analisis regresi linear, ketiga pemilihan moda transportasi dan rute. Hasil yang didapatkan dari Model Underwood diantaranya adalah kapasitas (Vm) zona Depok rute 1 11.816 smp/jam, rute 2 5.374 smp/jam, zona Banguntapan rute 1 14.966 smp/jam, rute 2 5.281 smp/jam, zona Kalasan rute 1 6.269 smp/jam dan zona Prambanan rute 1 5.271 smp/jam. Model ACGR menghasilkanBdzona Depok 0,00000497476, zona Banguntapan 0,00000497880 zona Kalasan 0,00000498026, zona Prambanan 0,00000498451 dengan f) 0,000047831180. Sedangkan Model Sederhana Interaksi Sistem Transportasi menghasilkan jumlah pergerakan arus lalulintas (Q) dan waktu tempuh (TQ), untuk kondisi I dengan tarikan pergerakan zona tujuan (Ag) sebesar 5.000 smp/jam adalah zona Depok rute TQab(1) 15.088 smp/jam TQab 0,078 menit, rute 2 Qab (2> 5.661 smp/jam TQab 0,208 menit, rute 1+2 Qab<i+2> 9.806 smp/jam TQab 0,120 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) rutel 0,21, rute 2 0,05, sedangkan zona Banguntapan menghasilkan, rute Qabo> 20.191 smp/jam TQab 0,06 menit, rute 2 Qabq) 5.449 smp/jam TQab 0,22 menit, rute 1+2 Qab/i+2) 9.513 smp/jam TQar 0,19 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) rulel 0,26, rute 2 0,03, sedangkan zona Kalasan menghasilkan, rute 1 Qab(d 7.878 smp/jam TQab 0,15 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) 0,20, sedangkan zona Prambanan menghasilkan, rute 1Qab<d 7.119 smp/jam TQab 0,17 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) 0,25. Untuk kondisi II dengan tarikan pergerakan zona tujuan (Ag) sebesar 15.000 smp/jamjam adalah zona Depok rute 1 Qab<d 15.387 smp/jam TQab 0,29 menit, rute 2 Qabq) 5.719 smp/jam TQab 0,78 menit, rute 1+2 Qab(i*d 9.834 smp/jam TQab 0,46 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) ruteI 0,21, rute 2 0,05, sedangkan zona Banguntapan menghasilkan, rute Qab(I) 20.401 smp/jam TQAb 0,22 menit, rute 2 Qab/2) 5.468 smp/jam TQab 0,82 menit, rute 1+2 Qab(i+2) 9.526 smp/jam TQab 0,64 menit, dengan Indeks TingkatPelayanan (a) rule! 0,26, rute 2 0,03, sedangkan zona Kalasan menghasilkan, rute 1Qab(I> 8.011 smp/jam TQab 0,56 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) 0,20, sedangkan zona Prambanan menghasilkan, rute 1Qab(d 7.249 smp/jam TQab 0,62 menit, dengan Indeks Tingkat Pelayanan (a) 0,25. Sehingga prosentase arus lalulintas berdasarkan hasil analisis sebelum dan sesudah pembangunan Plaza Ambarukmo untuk zona Depok rute 1 meningkat sebesar 27,7 %, rute 2 meningkat 5,3 %, sedangkan zona Banguntapan rute 1 meningkat sebesar 34,9 %, rute 2 meningkat 3,2%, sedangkan zona Kalasan rute 1 meningkat sebesar 25,6 %, dan zona Prambanan rute 1 meningkat sebesar 35,0 %.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStudi Trip Assignmenten_US
dc.subjectRuas-Ruas Jalanen_US
dc.subjectMenuju Plaza Ambarukmoen_US
dc.titleStudi Trip Assignment pada Ruas-Ruas Jalan yang Menuju Plaza Ambarukmoen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record