Perbedaan Penggunaan Aspal HBA 50 dengan AC 60 - 70 pada Lapis Nonstruktural Surface Course untuk Jalan Raya Kelas I
Abstract
Carnpuran beton aspal yang dipergunakan untuk perkerasan lentur, terutama
untuk lapisan "Surface Course" pada perkerasaan permukaan jalan biasanya akan
terjadi gejala kerusakan yang umumnya dikeluhkan pada lokasi-lokasi tertentu,
seperti "Rutting" (deformasi alur), "Bleeding", penggelombangan dan akhirnva
kerusakan terbuka karena semakin banyaknya air yang meresap ke dalam tanah
dasar (subgrade) sehingga terjadi pelunakan yang mengancam kestabilan
konstruksi perkerasan.
Gejala-gejala kerusakan tersebut di atas segera perlu dilakukan perbaikan
seperti halnya mendeteksi sifat-sifat penting aspal sebagai bahan baku yang dapat
dikaitkan dengan perilaku aspal dalam aplikasinya, maka terbuka luas kesempatan
untuk memperbaiki, menambah dan mengurangi sifat-sifat aspal tertentu untuk
penggunaan yang sifatnya tertentu pula. Pada penelitian ini yang mengarah pada
perbaikan stabilitas yang tinggi untuk menjamin keamanan, kekuatan serta
keawetan struktur lapis perkerasan jalan (terutama pada lapisan nonstruktural).
Perbaikan ini salah satunya pembuatan beton aspal dengan menggunakan aspal
dengan daya lengket tinggi "High Bonding Asphalt" (HBA) 50 dan bahan tambah
"Roadcel" 50 serta pemilihan gradasi agregat tertentu, yaitu gradasi terbuka yang
didominasi saringan nomer 4 (dalam hal jumlah pemakaian agregat lolos saringan
½ dan tertahan saringan 4).
Dari hasil peneiitian ini ternyata pengaruh bahan tambah "Roadcel" 50 sangat
besar sekali dalam hal menaikkan titik lembek aspal dan memperkuat kedudukan
ikatan antara aspal dan agregat. Untuk penggunaan HBA 50 pada campuran beton
aspal pada kadar aspal 5% sampai 7% untuk nilai-nilai tes "Marshall" yaitu nilai
"Densiti" (kepadatan), VITM, VFWA, Stabilitas, "Flow" dan "Marshall Quotient"
ternyata hasilnya rata-rata lebih tinggi dibanding dengan campuran beton aspal
dengan menggunakan AC 60-70.
Collections
- Civil Engineering [4217]