Show simple item record

dc.contributor.authorRismanto, 96310058
dc.contributor.authorAzwari Ardi Zuhri, 96310152
dc.date.accessioned2020-06-17T01:28:34Z
dc.date.available2020-06-17T01:28:34Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21444
dc.description.abstractKrisis moneter tahun 1997 menyebabkan jasa konstruksi di Indonesia ikut terimbas akibat berkurangnya pembangunan fisik. Akibat dari kondisi tersebut banyak pemilik proyek memilih penghematan dengan mengevaluasi sistem pengelolaan baru dimana pemilik proyek sekaligus sebagai perencana, pengawas dan pelaksana pembangunan atau pemilik proyek menunjuk langsung orang yang ahli di bidang jasa konstruksi untuk melaksanakan pembangunan proyek tersebut. Sistem semacam ini sering disebut sistem manajemen swakelola. Sistem manajemen swakelola telah terbukti merupakan metode yang tepat untuk mengatasi persoalan dunia jasa konstruksi saat ini. Pada pelaksanaan pembangunan di beberapa proyek swakelola terutama di DIY, menggunakan sistem pengelolaan yang berbeda-beda, dimana perbedaan itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sistem manajemen swakelola akan dapat berkembang bentuknya setiap saat sehingga untuk mendukung perkembangan tersebut dibutuhkan suatu sistem manajemen yang lebih baik dari waktu ke waktu agar kualitas hasil pekerjaan semakin baik. Pada tugas akhir ini, membandingkan sistem manajemen swakelola antar proyek konstruksi yang dilaksanankan di UMY, UII dan UTY. Ditinjau dari segi kepemimpinan dan pengawasan, sistem pengelolaan yang diterapkan di UMY dan UTY mengandung konflik yang dapat mengganggu proses pengelolaan, sedangkan di UII terhindar dari konflik dan dari ketiga sistem manajemen yang diterapkan bila ditinjau dari sistem kepemimpinan dan pengawasan, penjaminan mutu, administrasi dan keuangan mempunyai selisih nilai keefektifan sistem manajemen swakelola. Dalam pengambilan keputusan, sistem kerja di UMY ditentukan oleh pimpro, sistem kerja di UII ditentukan berdasarkan musyawarah seluruh anggota tim swakelola dan sistem kerja di UTY ditentukan oleh pengarah, pengawas proyek dan pimpro. Sistem kepemimpinan, pengawasan, penjaminan mutu serta administrasi dan keuangan yang diterapkan di UII nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pengelolaan yang diterapkan di UMY dan UTY. Secara umum, pelaksanaan proyek dengan menggunakan sistem manajemen swakelola tergantung pada kesiapan SDM yang terlibat dalam pembangunan proyek (perencana, pelaksana dan pengawas), dalam arti semua pihak memiliki komitmen yang sama serta dapat bekerja secara profesional.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStudi Bandingen_US
dc.subjectSistem Manajemen Swakelolaen_US
dc.subjectAntar Proyek Konstruksi Di Yogyakartaen_US
dc.titleStudi Banding Sistem Manajemen Swakelola Antar Proyek Konstruksi Di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record